Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Modal Turun, Untungkan Perusahaan Menara Telekomunikasi

Kompas.com - 07/06/2016, 08:00 WIB
Penulis Aprillia Ika
|
EditorAprillia Ika

SINGAPURA, KOMPAS.com - Profil kredit perusahaan menara telekomunikasi (tower) di Indonesia akan diuntungkan dengan penurunan belanja modal (Capital expenditure/capex).

Perusahaan menara telekomunikasi mengurangi belanja modalnya akibat penurunan permintaan sewa menara tahun ini, demikian menurut lembaga pemeringkat Fitch Ratings melalui laporan risetnya ke Kompas.com.

Bagaimanapun juga, cepat tidaknya pengaruh penurunan capex akan bergantung pada kekuatan kebijakan keuangan mereka.

Di 2016, Fitch mengekspektasi capex yang lebih rendah untuk menaikkan arus kas pre-dividen untuk tiga perusahaan menara telekomunikasi besar di Indonesia. Secara keseluruhan, capex akan berkisar antara 60 juta dollar AS-70 juta dollar AS.

Fitch memprediksi pertumbuhan pendapatan antara 8 persen-9 persen tahun ini, terutama didorong oleh PT Profesional Telekomunikasi Tbk (Protelindo), yang membeli sejumlah menara dari operator terbesar ketiga di Indonesia, PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Di sisi lain, pertumbuhan industri secara organik akan tetap lambat seperti halnya di 2015. "Estimasi kami, konstruksi menara akan di bawah 2.000 menara di tiga perusahaan menara telekomunikasi, setelah emncapai puncak antara 3.000 di 2014," tulis Fitch.

Perusahaan menara telekomunikasi menikmati arus kas berulang akibat kontrak jangka panjang yang tidak bisa dibatalkan, serta EBITDA yang kuat (di atas 80 persen) yang akan naik jika skala perusahaan naik.

Saat ini, Protelindo dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk tidak membagikan dividen untuk berinvestasi ke pertumbuhan. Sementara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk menyatakan akan membagi dividen sebesar Rp 1 triliun, serta untuk pembelian saham kembali.

Fitch memperkirakan adanya perkembangan organik yang stabil pada menara telekomunikasi di 2017 dan 2018 karena perkembangan jaringan LTE yang progresif di sejumlah kota besar.

Adopsi layanan LTE di Indonesia lambat sejak rilisnya di Desember 2014, ketika spektrum baru terbatas di 900 MHz.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+