Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLTU Batang Segera Konstruksi, BPI Peroleh Pinjaman 3,4 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 08/06/2016, 16:28 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) telah mencapai kesepakatan pembiayaan (Financial Close) untuk proyek pembangkit listrik 2 x 1.000 megawatt di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Total investasi dari proyek ini adalah sekitar 4,2 miliar dollar AS.

BPI sendiri akan menerima pembiayaan proyek sekitar 3,4 miliar dollar AS dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan sindikasi sembilan bank komersial, yaitu: SMBC, BTMU, Mizuho, DBS, OCBC, Sumitomo Trust, Mitsubishi Trust, Shinsei dan Norinchukin.

Presiden Direktur BPI, Mohammad Effendi menargetkan konstruksi pembangkit listrik akan segera dimulai, setelah financial close.

"Konstruksi diperkirakan akan berjalan selama empat tahun dan Commercial Operation Date (COD) diharapkan pada tahun 2020,” kata Mohammad melalui keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Selasa (8/6/2016).

Dia menambahkan, sejak tahap awal konstruksi hingga beroperasinya pembangkit listrik ini, BPI akan memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan sosial dan ekonomi di Kabupaten Batang dan wilayah Jawa Tengah melalui penciptaan kesempatan kerja serta sejumlah program.

Dalam mengatasi dampak pengadaan lahan, BPI mengklaim telah memberikan kompensasi sosial kepada para petani terdampak dan menyiapkan lahan pengganti untuk solusi perubahan pola mata pencaharian.

Meskipun mengalami keterlambatan, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (AE), Garibaldi Thohir menyampaikan terimakasih pada PLN, kreditor, pemerintah dan pemangku kepentingan lain atas capaian ini.

"Kami berharap proses selanjutnya dapat berjalan sesuai dengan rencana," kata Garibaldi.

Adaro Energy menjamin perjanjian jaminan ekuitas senilai 298 juta dollar AS antara anak usahanya yaitu Adaro Power (AP) dengan kreditor guna menunjang partisipasinya dalam BPI.

Sementara itu, AE sendiri telah meneken perjanjian pinjaman subordinasi dan perjanjian lindung nilai dengan Mizuho dengan total kewajiban kontijensi sebesar 278 juta dollar AS.

Pembangkit listrik ini akan menjadi salah satu Independent Power Producer (IPP) terbesar di Asia, dan merupakan proyek pembangkit listrik batubara pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi ultra-supercritical (USC) yang ramah lingkungan.

Listrik yang dihasilkan PLTU Batang akan dijual ke PLN di bawah Perjanjian Jual Beli Listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) dengan jangka waktu 25 tahun setelah masa konstruksi selesai.

PPA antara BPI dan PLN telah diteken pada 6 Oktober 2011.

Pemerintah melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) dan BPI juga telah menandatangani perjanjian penjaminan pembayaran oleh PLN kepada BPI sesuai ketentuan yang diatur di dalam PPA.

Sebagai informasi, PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) merupakan konsorsium Electric Power Development Co., Ltd. (J-Power) (34 persen), PT Adaro Power (34 persen) dan Itochu Corporation (Itochu) (32 persen).

PT Adaro Power merupakan anak perusahaan yang dimiliki seluruhnya oleh PT Adaro Energy Tbk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com