Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Alutsista Dunia Kini Bernilai hingga Miliaran Dollar AS

Kompas.com - 13/06/2016, 14:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com — Perdagangan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dunia mencapai rekor pada tahun 2015 lalu, dengan peningkatan valuasi sebesar 6,6 miliar dollar AS. Dengan demikian, pada tahun 2015, perdagangan pertahanan dunia mencapai 65 miliar dollar AS.

Peningkatan secara tahunan sebagian besar disebabkan ketegangan di beberapa kawasan, termasuk Laut China Selatan, permintaan di Timur Tengah, dan bangkitnya sektor pertahanan Perancis. Ini berdasarkan laporan yang dirilis IHS.

Importir produk pertahanan masih didominasi negara-negara Timur Tengah, yang menerima pengiriman senilai 21,6 miliar dollar AS per tahun. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab saja mengimpor 11,4 miliar dollar AS atau 17,5 persen dari total impor produk pertahanan dunia.

Sementara itu, Amerika Serikat yang merupakan eksportir terbesar ke Timur Tengah masih menduduki status eksportir terbesar dunia. AS memasok perlengkapan pertahanan senilai 22,9 miliar dollar AS dibandingkan 12,9 miliar dollar AS pada tahun 2009.

IHS melaporkan, salah satu kawasan yang memiliki peluang besar untuk menggenjot sektor pertahanan adalah negara-negara Baltik.

Pasalnya, negara-negara itu kini tengah mengalami ketegangan dengan Rusia. Analis IHS Ben Moores menjelaskan, kesempatan perdagangan sektor pertahanan diukur dari ukuran dan jumlah kontrak terbuka.

Ia mengatakan, kontrak terbuka Estonia dan Latvia didorong oleh Rusia, serta keterlibatan Moskwa di Ukraina.

"Estonia memiliki kontrak terbuka senilai 634 juta dollar AS, sementara Latvia 458 juta dollar AS," ujar Moores.

Negara-negara Asia Pasifik pun meningkatkan anggaran belanja pertahanan terkait upaya menangkal ancaman China dan sengketa di Laut China Selatan.

Impor perlengkapan pertahanan kawasan tersebut meningkat 71 persen dari tahun 2009. Adapun Korea Selatan menjadi importir terbesar kelima dunia dengan total pengiriman senilai 2,18 miliar dollar AS, berada di bawah Uni Emirat Arab dan Inggris Raya.

"Bahkan impor Australia yang merupakan terbesar ketiga dunia tahun 2015 pun didorong ketegangan regional. Tahun lalu, impor perlengkapan pertahanan Australia mencapai 2,3 miliar dollar AS," jelas Moores.

Kompas TV Inilah Helikopter Super Puma TNI AU

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com