Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Presiden Jokowi Ingin Harga Daging Sapi Rp 80.000 Per Kilogram

Kompas.com - 18/06/2016, 17:10 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian untuk dapat membuat harga daging sapi mencapai Rp 80.000 per kilogram.

Alasannya, harga daging sapi melonjak tinggi hingga mencapai Rp 120.000 per kilogram di pasaran.

Lalu, apa sebenarnya yang menjadi alasan Presiden ingin harga daging sapi mencapai Rp 80.000 per kilogram?

Ternyata, Presiden ingin harga daging sapi di Indonesia bisa seperti di Malaysia maupun Singapura.

Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan, belum lama ini Presiden mengirim utusan ke Malaysia dan Singapura untuk memantau harga daging di negara tersebut.

Ditemukan, harga daging sapi di dua negara tersebut hanya sekitar Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per kilogram, baik di pasar modern maupun tradisional.

"Dengan kamera ponsel mereka potret harga di supermarket dan pasar rakyat. Harga daging di Malaysia Rp 70.000 per kilogram. Jadi memang muncul pertanyaan, kalau Malaysia dan Singapura bisa kenapa kita tidak?" kata Thomas dalam diskusi "Rantai Pasok Pangan Membelit Harga" di Jakarta, Sabtu (18/6/2016).

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana memandang, instruksi Presiden terkait harga daging sapi itu tak lain karena Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sesumbar saat kunjungan kerja di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan menyatakan stok sapi lokal mencukupi.

Amran menyatakan Indonesia bisa mencapai swasembada daging sapi, dan harga bisa Rp 80.000 per kilogram.

"Gonjang ganjingnya harga tinggi, karena lakonnya Presiden menagih janji Mentan yang mengatakan sapi cukup, bisa swasembada, dan bisa Rp 80.000 per kilogram," tegas Teguh.

Ia mengatakan, harga daging di Malaysia bisa mencapai Rp 80.000 per kilogram karena daging yang dijual di negara itu bukan daging sapi lokal.

Teguh menyebut, daging sapi di Malaysia adalah daging kerbau yang diimpor dari India.

"Jadi seandainya saya yang ditugaskan Presiden ke Malaysia, saya akan mengatakan itu adalah daging kerbau impor dari India. Kalau Malaysia, dia tidak punya peternakan rakyat," tuturnya.

Teguh mengungkapkan, harga daging sapi Rp 80.000 per kilogram hanya bisa dicapai untuk jenis daging kebutuhan manufaktur, bukan secondary cut yang dikonsumsi masyarakat.

"Itu (daging sapi manufaktur) untuk sosis yang orang tidak lihat bentuk aslinya. Kalau itu, tidak usah Presiden memerintahkan, harganya memang Rp 80.000," ungkap Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com