JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo menilai kondisi sektor penerbangan sedang sulit untuk mengembangkan bisnis.
Hal itu menyusul mulai merangkak naiknya harga avtur akibat naiknya harga minyak dunia.
"Ini (kondisi) lagi berat," ujar Arif Wibowo di Jakarta, Selasa (21/6/2016).
Menurut ia, Garuda Indonesia sudah memiliki rencana lindung nilai atau hedging untuk pembelian avtur bila harga avtur kembali menyentuh 47,7 sen per liter.
Lindung nilai dilakukan untuk mengurangi risiko melonjaknya biaya operasional akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Namun, meski harga avtur belum menyentuh 47,7 sen per liter, tetapi Garuda Indonesia sudah mulai melakukan hedging.
"Kami mulai hedging di 46,5 sen kemarin, kira-kira 900.000 barel ya hampir 1 juta barel kami mulai hedging. Kalau harga minyak dunia naik terus, itu namanya berat (untuk maskapai)," kata Arif.
Dalam keuangan maskapai, biaya avtur memiliki sumbangsih besar terhadap biaya operasional pesawat.
Menurut Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, persentase harga avtur terhadap biaya operasional maskapai mencapai 50 persen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.