Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tanggapan Telkomsel Terkait Tudingan Monopoli

Kompas.com - 23/06/2016, 12:59 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tudingan monopoli pasar di luar Jawa yang dialamatkan ke PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) oleh PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo), membuat anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) bereaksi.

Vice President Corporate Communications Telkomsel, Adita Irawati mencoba menanggapi pemberitaan yang berkembang saat ini, terkait tuduhan praktik monopoli tersebut.

Dia menegaskan, bahwa dominasi telkomsel di luar Pulau Jawa bukan merupakan praktik monopoli.

“Penguasaan pasar oleh Telkomsel di luar Pulau Jawa diraih melalui sebuah proses yang panjang dan jatuh bangun yang luar biasa sejak berdirinya di tahun 1995," kata dia kepada Kompas,com.

"Semangat membangun hingga ke pelosok merupakan semangat yang dimiliki oleh Telkomsel untuk menyatukan nusantara, dimana pada saat itu operator lain lebih fokus membangun di Pulau Jawa dan kota besar yang secara bisnis lebih menguntungkan”.

Terlebih lagi lokasi-lokasi pembangunan jaringan di luar pulau Jawa memiliki pasar yang tidak besar, dan pada saat yang bersamaan belanja modal (capex) yang dikeluarkan sangat besar.

Begitu pula ketika dioperasikan, juga lebih mahal karena biaya produksi dan operasional jauh lebih tinggi dibandingkan di Pulau Jawa.

Namun Telkomsel tetap membangun, karena hal ini merupakan bagian dari komitmen membangun di seluruh Indonesia yang juga sudah tertuang dalam Modern Licensing, seperti yang diamanatkan dalam UU Nomor 36/1999 tentang Telekomunikasi.

Hingga saat ini Telkomsel merupakan satu-satunya operator yang berkomitmen untuk melakukan pembangunan infrastruktur telekomunikasi seluler hingga ke berbagai daerah pelosok, perbatasan dan pulau terluar Indonesia, guna membuka akses telekomunikasi bagi masyarakat Indonesia.   

Tuduhan Borong SIM Card       

Adita juga menanggapi tuduhan bahwa Telkomsel telah melakukan praktek monopoli dengan melakukan memborong semua SIM Card milik competitor.

"Seperti yang sudah kami sampaikan kepada Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), dan sudah disampaikan BRTI kepada media, Telkomsel menegaskan  tidak melakukan praktek-praktek monopoli seperti yang dituduhkan kompetitor," kata dia.

"Kami selalu memastikan agar tim karyawan Telkomsel tidak melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, karena kami menghormati persaingan yang sehat."

Hingga saat ini Telkomsel telah membangun lebih dari 116.000 BTS, yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, dimana angka penambahan jaringan ini dilakukan secara konsisten dengan rata-rata sebesar 25 persen setiap tahun.

“Konsistensi pembangunan jaringan ke berbagai daerah ini sudah merupakan semangat Telkomsel dan ke depannya komitmen ini pun akan terus dijaga sehingga lebih banyak lagi masyarakat Indonesia di berbagai lokasi yang dapat menikmati layanan telekomunikasi yang berkualitas,” tutup Adita.

Seperti diketahui, tudingan Telkom Group melakukan diskriminasi dalam berbisnis dilontarkan oleh CEO Indosat Alexander Rusli karena gagal dalam negosiasi sewa backbone di Maluku. Telkom beralasan kapasitas terbatas dan mengutamakan digunakan oleh Telkomsel.

Tak hanya itu, Indosat juga menuding tak diperlakukan secara adil dalam negosiasi untuk pembukaan interkoneksi sehingga sulit bersaing di luar Jawa.

Indosat kemudian meluncurkan layanan Rp 1 per detik, yang kampanye iklannya menyinggung tarif Telkomsel.

Kompas TV Beli Pulsa Kini Bisa Lewat Go-Jek
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Whats New
Pengusaha Konveksi: Jika Permendag 8/2024 Tak Diubah, Industri Kecil Menengah Mati

Pengusaha Konveksi: Jika Permendag 8/2024 Tak Diubah, Industri Kecil Menengah Mati

Whats New
Menunda Tapera untuk Pekerja

Menunda Tapera untuk Pekerja

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka untuk Lulusan S1 Hukum, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka untuk Lulusan S1 Hukum, Simak Persyaratannya

Work Smart
Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Whats New
Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Whats New
CPNS 2024 Segera Dibuka, Apa Saja Dokumen yang Dibutuhkan?

CPNS 2024 Segera Dibuka, Apa Saja Dokumen yang Dibutuhkan?

Whats New
Hadirkan Produk Inovatif untuk Solopreneur, Bank Saqu Raih 1 Juta Nasabah dalam 6 Bulan

Hadirkan Produk Inovatif untuk Solopreneur, Bank Saqu Raih 1 Juta Nasabah dalam 6 Bulan

Whats New
JR Connexion Kembali Beroperasi, Simak Jadwal Barunya

JR Connexion Kembali Beroperasi, Simak Jadwal Barunya

Whats New
Tahun Ini, PNM Targetkan Kredit Ultra Mikro Rp 72 Triliun

Tahun Ini, PNM Targetkan Kredit Ultra Mikro Rp 72 Triliun

Whats New
IHSG Ditutup Naik Tembus 7.000 Lagi, Rupiah Menguat

IHSG Ditutup Naik Tembus 7.000 Lagi, Rupiah Menguat

Whats New
Presdir Jahja Setiaatmadja 'Serok' Saham BBCA Senilai Rp 1,98 Miliar

Presdir Jahja Setiaatmadja "Serok" Saham BBCA Senilai Rp 1,98 Miliar

Whats New
Komisi XI DPR Sepakat Destry Damayanti Jabat Deputi Gubernur Senior BI Periode Dua

Komisi XI DPR Sepakat Destry Damayanti Jabat Deputi Gubernur Senior BI Periode Dua

Whats New
BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto 40,49 Persen pada Kuartal I 2024

BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto 40,49 Persen pada Kuartal I 2024

Rilis
Usai Jalani 'Fit and Proper Test', Destry Damayanti: Alhamdulilah Lancar...

Usai Jalani "Fit and Proper Test", Destry Damayanti: Alhamdulilah Lancar...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com