JAKARTA, KOMPAS.com - Angkasa Pura II secara tiba-tiba menanggalkan kata ultimate di belakang nama Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Namun beberapa hari sebelum keputusan itu, AP II dikritik oleh Anggota DPR lantaran pengunaan kata ultimate.
“Segala aktifitas perdagangan harus menggunakan bahasa Indonesia, tapi ada bandara yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia," kata Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS Mustafa Kamal, Kamis (23/6/2016).
"Bagaimana bandara baru terminal 3 menggunakan bahasa asing yaitu ultimate?," lanjut dia.
Pernyataan itu disampikan dalam Rapat Paripurna Ke-30 Masa Persidangan V Tahun Sidang 2015-2016 senin lalu.
“Kalau kita tidak tegas sejak dini, maka penggunaan bahasa asing akan melebihi bahasa Indonesia. Apakah kita akan menamakan gedung DPR dengan bahasa asing? Indonesia seperti bukan di rumahnya sendiri,” kata Mustafa.
Selain Mustafa, salah satu Anggota Komisi V DPR RI yang membidangi sektor perhubungan juga sempat mempertanyakan penggunaan nama ultimate oleh AP II. Kritik itu terlontar saat rapat kesiapan arus mudik Lebaran juga pada senin lalu.
Dihubungi terpisah, Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi bahkan mengatakan kalau kritik juga mengalir dari Komisi VI DPR RI.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.