JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan, perekonomian Inggris tidak akan lebih baik dari sekarang apabila referendum memutuskan keluar dari Uni Eropa (UE).
"Kalau keluar itu lebih mungkin Inggris ekonominya tidak lebih baik dari sekarang karena dia perdagangannya dengan UE itu besar sekali," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Mayoritas perdagangan Inggris dengan UE. Darmin mengatakan, apabila keluar dari UE, Inggris memastikan mulai mencari-cari penghambat (barrier) perdagangan dengan UE.
Sementara itu, mengenai dampak keluarnya Inggris dari UE lebih bersifat histeria sementara. Darmin menjelaskan, histeria ini sebagai reaksi berlebihan yang sebetulnya tidak terlalu dipahami atau dimengerti oleh pelaku pasar.
Sebagai contoh histeria, pada waktu pertama kali tingkat bunga di Amerika Serikat akan diturunkan, market di Indonesia gonjang-ganjing. Padahal, beberapa kali rencana tersebut urung dilakukan.
"Tapi kita sudah babak belur dibuatnya. Jadi tidak betul bahwa market itu rasional betul. Ada histerianya," tutur Darmin menambahkan bahwa reaksi berlebihan yang serupa juga mungkin terjadi merespons isu Brexit.
"Dia (market) bisa saja dua, tiga hari goyang, tapi setelah itu normal lagi," pungkas mantan Gubernur Bank Indonesia itu.