Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lilin Lucu sampai Jamu, Jurus Mereka untuk Mandiri...

Kompas.com - 30/06/2016, 13:43 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

Indah dan Tun punya mimpi yang sama. Mereka ingin, usaha yang dijalankannya itu bisa lebih besar lagi. Tantangannya adalah modal.

Untuk itu, beberapa waktu lalu mereka mengajukan permohonan bisa ikut program Kelompok Usaha Bersama (Kube) dari Kementerian Sosial. Program ini sebenarnya sudah ada sejak 1985 tetapi belakangan lebih digiatkan lagi untuk mendorong percepatan kemandirian masyarakat miskin.

“Tiga bulan lalu saya mengajukan Kube, tetapi belum dapat jawaban disetujui atau tidaknya,” kata Tun.

Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial Andi Zainal Abidin Dulung menyebutkan kehadiran PKH memang bisa menjadi ladang bisnis baru. Peserta atau penerima PKH yang selama ini mendapat bantuan sosial bisa "naik kelas" menjadi pelaku usaha.


Program bantuan yang bersinergi dengan beragam program lain terkait pengentasan kemiskinan ini bisa menjadi "jembatan" untuk berbagai kegiatan yang lebih produktif. Ujungnya adalah harapan masyarakat miskin bisa mandiri dan berdaya dapat terwujud dengan sendirinya.

“Menteri Sosial pernah bilang, sudah seharusnya para peserta (PKH) ikut berkontribusi jadi pelaku juga,” ucap Andi.

Lebih lanjut, upaya menjadikan bantuan sosial sebagai rantai pemberdayaan ekonomi yang lebih luas adalah dengan mengubah pola penyaluran secara bertahap. Sudah dimulai dari Kota Malang, penyaluran bantuan sosial--tak hanya PKH--akan dilakukan lewat mekanisme non-tunai.

Triliunan rupiah dana untuk pengentasan kemiskinan tak perlu seketika disalurkan dalam waktu bersamaan, penggunaannya pun bisa lebih diatur oleh para penerimanya. Inflasi tak perlu terjadi karena jadwal pengucuran bantuan, bersamaan manfaat dari dana itu pun diharapkan tak hanya sesaat.

(Baca: Masa, Makin Miskin Orang Indonesia Dompetnya Malah Makin Tebal...)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com