Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Juni 2016, Ekspor Industri Pengolahan Belum Pulih

Kompas.com - 15/07/2016, 18:02 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hingga Juni 2016, ekspor industri pengolahan mencapai 53,73 miliar dollar AS. Jika dibandingkan periode sama dua tahun sebelumnya, maka capaian ekspor industri manufaktur tersebut mengalami penurunan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sepanjang Januari-Juni 2015, ekspor industri pengolahan mencapai 56,40 miliar dollar AS. Sementara itu, pada Januari-Juni 2014, kinerja ekspor industri pengolahan tercatat lebih tinggi lagi sebesar 60,24 miliar dollar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, ekspor komoditi hasil industri pengolahan yang sebesar 53,73 miliar dollar AS itu turun 4,73 persen dibandingkan periode 2015, yang mencapai 56,40 miliar dollar AS.

Beberapa sektor industri pengolahan yang menunjukkan penurunan antara lain industri makanan, industri tekstil, industri kayu, barang dari kayu dan gabus tidak termasuk furnitur, industri karet, barang dari karet, dan plastik, serta industri logam dasar.

Ekspor komoditi hasil industri makanan pada semester-I 2016 hanya sebesar 11,80 miliar dollar AS, atau turun 13,54 persen dibandingkan semester-I 2015 yang sebesar 13,65 miliar dollar AS.

Adapun ekspor komoditi hasil industri logam pada semester-I 2016 hanya mencapai 3,71 miliar dollar AS, atau turun 20,37 persen dibandingkan semester-I 2015 yang sebesar 4,66 miliar dollar AS.

Belum pulihnya kegiatan manufaktur juga terlihat dari penurunan impor bahan baku/penolong, serta impor barang modal.

Suryamin mengatakan, impor bahan baku/penolong turun 12,23 persen, yaitu dari 55,89 miliar dollar AS pada Januari-Juni 2015, menjadi 49,05 miliar dollar AS pada Januari-Juni 2016.

"Impor barang modal juga terjadi penurunan 15,31 persen, yaitu dari 12,64 miliar dollar AS menjadi 10,71 miliar dollar AS," ujar Suryamin dalam paparan di Jakarta, Jumat (15/7/2016).

Di sisi lain, terjadi kenaikan impor barang konsumsi sebesar 9,34 persen, yaitu dari 5,42 miliar dollar AS pada Januari-Juni 2015 menjadi 6,16 miliar dollar AS pada Januari-Juni 2016.

Catatan Merah

 

Belum menggeliatnya industri manufaktur tentu menjadi catatan merah, setelah pemerintah mengeluarkan 12 paket kebijakan ekonomi.

Sebagaimana diketahui, salah satu tujuan dikeluarkannya paket kebijakan ekonomi adalah untuk mendorong ekspor.

Namun, BPS enggan berspekulasi apakah belum membaiknya industri manufaktur dikarenakan paket kebijakan yang dirilis belum berdampak optimal.

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR-RI, Kamis malam (14/7/2016), Suryamin mengingatkan pemerintah untuk mencermati kinerja ekspor-impor.

"Ekspor-impor dari Januari sampai Mei surplus. Tapi dibandingkan tahun sebelumnya, menurun," kata Suryamin.

Dia mengatakan, jika ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen tahun 2016, maka pemerintah perlu mengantisipasi kelesuan di ekspor-impor.

Kompas TV Ekspor Juni Meningkat dari Bulan Mei

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com