Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SKK Migas: Kami Tidak Izinkan Adanya PHK

Kompas.com - 18/07/2016, 16:00 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Budi Agustiono menegaskan pihaknya tidak mengizinkan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan perusahaan migas di Indonesia kepada pegawainya.

Menurut dia, perusahaan migas boleh memutuskan kontrak kerja pegawainya jika mempunyai program jaminan berupa pemberian insentif uang.

Insentif itu nantinya bisa digunakan pegawai yang di-PHK untuk membuka wirausaha setelah mereka tidak bekerja.

"Tentunya pegawai kan ada program baik yang normal atau tidak. Kalau program menarik tentu ada yang ambil," ucapnya.

Namun, dirinya tidak memberitahu berapa jumlah karyawan yang telah di-PHK oleh perusahaan migas.

Tetapi, pihaknya akan terus memonitor semua perusahaan migas yang akan memutuskan kontrak kerja karyawannya.

"Intinya dari SKK Migas tidak mengizinkan PHK. Namun kalau sifatnya MAT (Mutual Agreement Termination) atau penawaran kesepakatan penghentian kerja. Silahkan saja," ujarnya kepada wartawan, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (18/7/2016).

Seperti diketahui, gelombang PHK yang dilakukan oleh perusahaan migas seluruh dunia terjadi sejak awal tahun.

Pemutusan kontrak kerja ini disebabkan oleh menurunnya harga minyak dunia hinga menembus 30 dollar AS-40 dollar AS per barel. Lebih dari ribuan pegawai dirumahkan yang terkena imbas dari penurunan harga minyak tersebut.

Sangat Kompeten

Menurut Agus, keahlian tenaga kerja Indonesia dalam bidang migas sangat kompeten terutama pada mengatur dan mengawasi pelaksanaan kegiatan eksplorasi, pemboran pengembangan, kerja ulang dan penyelesaian sumur atau Driller Engineer dan menghitung cadangan minyak dan gas di reservoar atau Reservoir Engineer.

Sehingga banyak tawaran pekerjaan dari perusahaan migas di luar negeri untuk menempati kedua posisi tersebut.

"Bagi pegawai yang merasa kompeten dia akan ambil (tawaran pekerjaan) itu dan bisa saja dia pergi ke Arab atau ke Afrika," pungkasnya.

Kompas TV 13 Perusahaan "Tutup Warung"?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com