Akan tetapi, SNI tak hanya membahas standardisasi untuk produk atau barang. Ibarat “stempel” bagi produk yang memenuhi kualifikasi minimal keamanan, keselamatan, dan kelayakan untuk dipakai, SNI juga melekat pada infrastruktur dan layanan jasa.
Seperti dilansir di website BSN, lembaga yang berwenang dalam urusan SNI, www.bsn.go.id, Kepala BSN Bambang Prasetya menjelaskan, peran lembaganya adalah meningkatkan daya saing dan kualitas hidup. Untuk itu, BSN mengembangkan standardisasi dan penilaian kesesuaiannya.
“BSN mengusung visi terwujudnya infrastruktur mutu nasional yang handal untuk meningkatkan daya saing dan kualitas hidup,” tutur Kepala BSN Bambang Prasetya Seperti dilansir www.bsn.go.id.
Ia melanjutkan, bukti dukungan SNI bagi pembangunan nasional di antaranya SNI Pasar Rakyat, SNI baterai mobil listrik, SNI bidang jasa pariwisata, SNI nanoteknologi, SNI mainan anak, dan lain-lain.
Untuk pasar rakyat, berdasarkan data BSN, setidaknya ada tiga pasar rakyat yang sudah ber-SNI yaitu Pasar Manggis Setiabudi, Pasar Cibubur, dan Pasar Pondok Indah. Hal itu bertujuan mewujudkan kenyamanan, keteraturan, dan keamanan di pasar.
“Kami menargetkan 10 pasar tahun ini. Seperti pasar rakyat di Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi,” ujar Ketua BSN, Bambang Prasetya seperti dikutip dari laman www.bsn.go.id, Rabu (20/4/2016).
Tak hanya itu, contoh lain ialah jasa angkutan wisata. Manfaat standar memang tanpa batas, bahkan ada di dunia pariwisata.
Melalui SNI 8311:2016, seluruh persyaratan usaha jasa perjalanan wisata di Tanah Air diatur dengan tujuan menjaga kualitas pelayanan dan menjamin perjalanan wisata lebih aman, pasti, dan terlindungi.
Harapannya, standar tersebut menjadi nilai tambah produk dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
SNI juga mengatur usaha rumah makan di tempat wisata, apabila ini diterapkan oleh para pelaku usaha kuliner. Dengan standar ini, seharusnya tidak akan ada lagi kejadian konsumen dipalak harga makanan yang terlalu mahal.
“(Penerapan) SNI untuk meningkatkan daya saing. Sertifikat SNI pun diterima di negara tujuan ekspor karena kita sudah MRA/MLA (kesepakatan saling menguntungkan),” kata Kepala BSN Bambang, saat bertandang ke harian Kompas, Selasa (22/3/2016).
Hingga Januari 2016, lanjut Bambang, telah tersedia 8.812 SNI yang berlaku untuk beragam sektor. Di antara sektor yang sudah memiliki SNI adalah pertanian dan teknologi pangan, konstruksi elektronik, teknologi informasi, teknologi perekayasaan, kesehatan, keselamatan, lingkungan, teknologi bahan, teknologi khusus, serta transportasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.