Wartawan, Editor, Kolumnis
Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan II 2016 masih lemah meskipun sudah lebih baik dari triwulan-triwulan sebelumnya.
Kinerja ekspor dan investasi belum bisa diharapkan. Begitu pula dengan konsumsi.
Belanja pemerintah yang digadang-gadang dapat menghela pertumbuhan, juga tidak optimal karena seretnya penerimaan pajak.
Dalam kondisi ekonomi yang tengah loyo seperti saat ini, industri perbankan sebenarnya bisa dijadikan tumpuan.
Dengan fungsi intermediasinya, perbankan bisa menyalurkan kredit ke pelaku-pelaku usaha kelas kecil dan menengah yang membutuhkan modal.
Dengan demikian, aktivitas ekonomi akan terus berputar sehingga bisa mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi.
Sayangnya, perbankan Indonesia belum bisa berperan sebagai lokomotif pembangunan.
Sebagian besar bankir Indonesia masih menganut paradigma bank follow the trade.
Artinya, bank hanya mau menyalurkan kredit ke sektor-sektor atau daerah-daerah yang aktivitas perdagangannya atau ekonominya tengah bertumbuh.
Akibat mengikuti paradigma ini, kinerja perbankan akan sangat tergantung pada kondisi perekonomian.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.