Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Perbankan, Lokomotif atau Pengekor Pembangunan?

Kompas.com - 25/07/2016, 11:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan II  2016 masih lemah meskipun sudah lebih baik dari triwulan-triwulan sebelumnya.

Kinerja ekspor dan investasi belum bisa diharapkan. Begitu pula dengan konsumsi.

Belanja pemerintah yang digadang-gadang dapat menghela pertumbuhan, juga tidak optimal karena seretnya penerimaan pajak.

Dalam kondisi ekonomi yang tengah loyo seperti saat ini, industri perbankan sebenarnya bisa dijadikan tumpuan.

Dengan fungsi intermediasinya, perbankan bisa menyalurkan kredit ke pelaku-pelaku usaha kelas kecil dan menengah yang membutuhkan modal.

Dengan demikian, aktivitas ekonomi akan terus berputar sehingga bisa mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi.

Sayangnya, perbankan Indonesia belum bisa berperan sebagai lokomotif pembangunan.

Sebagian besar bankir Indonesia masih menganut paradigma bank follow the trade.

Artinya, bank hanya mau menyalurkan kredit ke sektor-sektor atau daerah-daerah yang aktivitas perdagangannya atau ekonominya tengah bertumbuh.

Akibat mengikuti paradigma ini, kinerja perbankan akan sangat tergantung pada kondisi perekonomian.

Jika kondisi ekonomi sedang bagus, maka kinerja bank akan terdongkrak. Namun, jika perekonomian lesu, kinerja bank juga bakal anjlok.

Terbukti, seiring lesunya perekonomian saat ini, kinerja perbankan nasional sangat terpuruk.

Posisi (outstanding) kredit perbankan nasional per akhir Mei 2016 sebesar Rp 4.070, tumbuh hanya 8,3 persen dibandingkan periode sama tahun 2015 yang sebesar Rp 3.757 triliun.

Sudah 3 tahun, sejak 2014, pertumbuhan kredit perbankan seolah mampet akibat lesunya perekonomian.

Padahal, kecuali tahun 2009, pertumbuhan kredit perbankan nasional selama periode 2002 – 2013 selalu di atas 20 persen.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com