Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibilang Jegal Pengampunan Pajak, Ini Pernyataan Singapura

Kompas.com - 25/07/2016, 13:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com — Singapura membantah klaim yang diberitakan media di Indonesia yang menyatakan beberapa bank Singapura membujuk nasabah Indonesia mereka untuk tetap menyimpan dana di Singapura ketimbang memulangkannya melalui program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Dalam pernyataan bersama, Kementerian Keuangan (MOF) dan Otoritas Moneter Singapura (MAS) menyatakan klaim bahwa kebijakan yang diimplementasikan di Singapura untuk menjegal program pengampunan pajak Indonesia itu tidak benar. Pernyataan tersebut diterbitkan pada Sabtu (23/7/2016).

"Singapura tidak memangkas tingkat pajak dan tidak mengubah kebijakan kami dalam merespons program pengampunan pajak Indonesia," demikian bunyi pernyataan tersebut seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (25/7/2016).

Dalam pernyataan tersebut ditegaskan pula bahwa Singapura mematuhi dan menyetujui standar internasional tentang pencucian uang dan saling tukar informasi. Dengan demikian, bila ada kasus penghindaran pajak lintas batas negara, maka lembaga otoritas bisa menghubungi Pemerintah Singapura.

"Kami telah membantu dan akan terus membantu sejalan dengan standar internasional. Kami tidak tertarik melindungi uang pajak ilegal."

Pada kesempatan terpisah, pimpinan Private Banking Industry Group MAS, Tan Su Shan, menyatakan, perbankan Singapura mendukung program pengampunan pajak Indonesia.

Tan mengatakan, program ini bisa menjadi sarana berguna bagi wajib pajak untuk membawa urusan pajak mereka sesuai aturan lembaga pajak yang berwenang.

Dalam hal program pengampunan pajak Indonesia, Tan mengatakan, warga Indonesia harus melakukan konsultasi pajak secara benar dan mempertimbangkan bagaimana program ini dapat diaplikasikan pada pajak mereka. Tentu saja, hal ini sesuai dengan perincian yang telah diumumkan.

"Perbankan di Singapura akan memberikan dukungan yang diperlukan bagi klien mereka yang akan berpartisipasi dalam program tersebut," ujar Tan.

Kami kecil, tetapi dihormati dan sukses

Dalam unggahan pada akun Facebook, Sabtu, Menteri Hukum dan Dalam Negeri Singapura K Shanmugam menyatakan, dirinya tak memahami mengapa ada upaya untuk menjatuhkan Singapura.

Selain itu, ada pula cemoohan bahwa Singapura kecil. Pernyataan Shanmugam ini muncul setelah Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan kepada media bahwa ia tak takut dengan Singapura yang merupakan negara kecil.

Shanmugam menulis, Indonesia dan Singapura sudah 50 tahun bersahabat. Kedua negara telah bekerja sama dalam banyak hal dan memperoleh manfaat dari persahabatan yang terjalin tersebut.

"Namun, kemudian, seseorang di Indonesia mengatakan bahwa kami harus tahu tempat kami, setitik merah kecil. Ya, kami adalah titik merah kecil. Kami mungkin kecil, tetapi kami dihormati dan sukses. Warga kami memimpin kehidupan yang berarti, dan kami tidak hidup dalam ketakutan," tulis Shanmugam.

Kompas TV Singapura, Lokasi Sembunyi Para Koruptor?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com