Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak "Brexit", Negara-negara Ini Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 25/07/2016, 18:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah negara mulai mengkhawatirkan dampak keluarnya Inggris dari kawasan Uni Eropa (UE) setelah hasil referendum 23 Juni 2016 silam. Proyeksi pertumbuhan ekonomi terpaksa dipangkas dengan sejumlah alasan.

Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan, keluarnya Inggris dari UE atau Brexit ini memang berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi global.

"Pertumbuhan ekonomi global tahun ini mungkin hanya 3,1 persen, dan tahun depan hanya 3,2 persen," kata Juda di Jakarta, Senin (25/7/2016).

Beberapa negara, terutama Inggris, menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya tahun ini dari awalnya 1,9 persen menjadi 1,3 persen.

Selain Inggris, kawasan UE yang ditinggalkan juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya dari 1,5 persen menjadi 1,2 persen.

India dan China yang memiliki eksposur pasar cukup besar di Inggris dan UE tak luput dari dampak Brexit.

India merevisi proyeksi pertumbuhan ekonominya dari 7,5 persen menjadi 7,4 persen. Sedangka China menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonominya dari 6,5 persen menjadi 6,4 persen.

Suku bunga AS

"Yang perlu dicermati adalah respons dari negara-negara maju terhadap Brexit. Kalau kita lihat Amerika Serikat (AS), dalam hal ini Fed mengatakan, dampak Brexit terhadap AS cukup signifikan sehingga dia khawatir menaikkan suku bunga acuan," imbuh Juda.

Juda mengatakan, apresiasi berlebihan terhadap mata uang dollar AS akan menekan ekspor AS, utamanya ekspor manufaktur, yang pada akhirnya akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Negeri Paman Sam itu.

Atas dasar itu, dia bilang, kemungkinan besar terjadi penundaan kenaikan Fed fund rate, minimal satu kali tahun ini.

Pasca-Brexit, AS sendiri telah mengukur peluang (probablity) kenaikan Fed fund rate terjadi pada Desember hanya 35 persen.

Ditemui terpisah, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, dalam pertemuan G-20, negara-negara anggota optimistis perundingan antara Inggris dan UE berjalan lancar.

"Dari AS tidak ada update khusus mengenai Fed fund rate, selain mereka terus melihat perkembangan data tenaga kerja, inflasi, dan sebagainya. Tapi, belum ada tanda-tanda mereka segera menaikkan Fed fund rate," kata Bambang di Gedung DPR, Senin.

Kompas TV Dampak Brexit Reda, Kurs Rupiah Kembali Menguat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com