Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disangka Gila, Yeni Mampu Buktikan Kesuksesan Bisnis Daur Ulang Sampah

Kompas.com - 26/07/2016, 08:19 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - Sampah bukan berarti tak punya nilai jual. Jika ditangani dengan tepat, hal itu akan memberi manfaat yang cukup besar. Tak hanya terkait lingkungan, namun juga ekonomi.

Itulah yang dibuktikan oleh Yeni Mulyani Hidayat pendiri 'Bank Sampah My Darling' di bilangan Jakarta Selatan. Kepeduliannya terhadap sampah membuat dia mampu meraup keuntungan serta menjadi pembicara di berbagai pelatihan kewirausahaan.

Yeni bercerita, dia memulai bisnis 'Bank Sampah My Darling'. Setelah itu Yeni semakin gencar mengumpulkan sampah untuk di daur ulang.

"Sejak diresmikan saya sangat senang tapi di satu sisi lain saya harus ditinggal teman-teman karena mereka tidak mau membantu mengumpulkan sampah. Dulu aku dikatain orang gila, dikira pemulung," jelas Yeni kepada Kompas.com , Senin (25/7/2016).

Meski ditinggalkan oleh teman-temannya, Yeni mampu membuktikan bahwa pejuang lingkungan harus kuat dan gigih. Hingga akhirnya usaha yang dirintisnya berhasil serta menjadi mitra wirausaha bersinar binaan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Hingga saat ini Yeni sering menjadi tamu untuk memberikan pelatihan tata kelola daur ulang sampah dalam pameran berksala nasional dan internasional.

Setelah menjadi mitra binaan PLN, Yeni pun mulai rajin mengikuti berbagai pameran, seperti Inacraft.Berbagai produk 'My Darling' mendapat respon positif dari pengunjung.

"Waktu pemeran ,saya bertemu dengan penyanyi Memes, ia tertarik tapi nggak bawa uang. Terus saya bilang ke dia barter saja dengan sepatu kamu gimana. Memes pun setuju dan ke mana-mana saya pakai sepatu itu," ujarnya.

Namun, dalam setiap pameran yang diikutinya selalu ada saja pengunjung yang menganggap remeh barang hasil karyanya dan menyebut mahal dengan harga yang ditawarkan untuk bahan daur ulang sampah.

"Ih dari sampah aja mahal banget, tapi selalu saya jawab, saya bukan jual sampah tapi jual karya," tegasnya.

Seluruh karya yang dihasilkannya merupakan buatan tangan tanpa bantuan mesin. "Hampir semua produk kami buatan dari tangan, tidak ada yang menggunakan mesin," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com