Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semester I-2016, Pendapatan Huawei Melonjak 40 Persen

Kompas.com - 26/07/2016, 14:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Kompas TV Inilah Faktor Penyebab Orang Ganti Smartphone
Sumber BBC News

BEIJING, KOMPAS.com — Raksasa teknologi dan smartphone asal China, Huawei, melaporkan peningkatan pendapatan secara signifikan pada semester I-2016.

Pendapatan Huawei melonjak 40 persen menjadi 245,5 miliar yuan atau 37 miliar dollar AS yang setara sekitar Rp 484,7 triliun.

Capaian pendapatan tersebut jauh lebih baik dibandingkan 175,6 miliar yuan pada periode yang sama tahun lalu. Meskipun demikian, Huawei tidak melaporkan laba perusahaan pada semester I-2016 kepada publik.

Huawei pun melaporkan marjin operasional mencapai 12 persen pada semester I-2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan 18 persen pada paruh pertama tahun 2015.

Huawei adalah produsen smartphone terbesar kedua di dunia, di bawah Samsung dan Apple, serta merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia. Meski awalnya dikenal sebagai produsen smartphone murah, tetapi kini Huawei telah bergerak menuju model yang lebih berkelas.

Perang paten dengan Samsung

Huawei saat ini sedang terlibat perselisihan bisnis dengan pesaingnya yang berasal dari Korea Selatan, Samsung. Pekan lalu, Samsung menuntut Huawei karena tuduhan pelanggaran hak paten.

Ini merupakan rangkaian teranyar perselisihan di antara raksasa smartphone Asia. Samsung menyatakan mengambil tindakan hukum guna melindungi hak kekayaan intelektual meskipun sudah berusaha menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan.

Pada Mei 2016, Huawei juga menuntut Samsung dengan kasus serupa, yakni dugaan pelanggaran paten. Huawei pun mengalami berbagai tantangan dalam menjalankan bisnisnya di berbagai belahan dunia.

Perusahaan yang berpusat di Shenzhen ini sejak lama dilarang menjalankan proyek-proyek pita lebar atau broadband di Amerika Serikat.

Perangkat telekomunikasi Huawei seperti router dilarang penggunaannya karena kekhawatiran "dibonceng" Beijing untuk memata-matai AS.

Di Australia, Huawei juga dilarang beroperasi di jaringan pita lebar nasional meski beberapa operator bebas menggunakan teknologi Huawei.

Di lini bisnis lainnya, seperti produk elektronik konsumer, produk Huawei diperbolehkan di AS, tetapi Huawei sendiri kesulitan meningkatkan ekspansinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Minggu 23 Juni 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Minggu 23 Juni 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Pendaftaran Lowongan Kerja PT KAI Dibuka, Ini Linknya

Pendaftaran Lowongan Kerja PT KAI Dibuka, Ini Linknya

Whats New
Harga Emas Antam Naik Rp 13.000 Per Gram Selama Sepekan

Harga Emas Antam Naik Rp 13.000 Per Gram Selama Sepekan

Whats New
Tanri Abeng, Mantan Menteri BUMN Berjuluk 'Manajer Rp 1 Miliar', Meninggal Dunia di Usia 83 Tahun

Tanri Abeng, Mantan Menteri BUMN Berjuluk "Manajer Rp 1 Miliar", Meninggal Dunia di Usia 83 Tahun

Whats New
[POPULER MONEY] Penerbangan Garuda Terdampak Gangguan Sistem Imigrasi | Kecerdasan AI Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

[POPULER MONEY] Penerbangan Garuda Terdampak Gangguan Sistem Imigrasi | Kecerdasan AI Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan Pakai Virtual Account Bank Muamalat

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan Pakai Virtual Account Bank Muamalat

Spend Smart
Cara Mudah Transfer BTN ke GoPay via ATM dan Mobile Banking

Cara Mudah Transfer BTN ke GoPay via ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Penasaran Berapa Gaji Lurah PNS di DKI Jakarta?

Penasaran Berapa Gaji Lurah PNS di DKI Jakarta?

Earn Smart
Cara Daftar dan Aktivasi Bima Mobile lewat HP

Cara Daftar dan Aktivasi Bima Mobile lewat HP

Whats New
Menko Airlangga Tepis Isu Defisit APBN Lampaui 3 Persen

Menko Airlangga Tepis Isu Defisit APBN Lampaui 3 Persen

Whats New
Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Whats New
Catat, 10 Tips agar Cepat Mendapat Pekerjaan Setelah Lulus Kuliah

Catat, 10 Tips agar Cepat Mendapat Pekerjaan Setelah Lulus Kuliah

Work Smart
AHY Sebut Tanah Bersertifikat Punya Nilai Ekonomi Lebih Tinggi

AHY Sebut Tanah Bersertifikat Punya Nilai Ekonomi Lebih Tinggi

Whats New
Bangun Ekosistem Keuangan Syariah, BSI Gelontorkan Pembiayaan Rp 1,8 Triliun ke 3 Sektor

Bangun Ekosistem Keuangan Syariah, BSI Gelontorkan Pembiayaan Rp 1,8 Triliun ke 3 Sektor

Whats New
Cara Mengurus Buku Tabungan BRI Hilang dan Persyaratannya

Cara Mengurus Buku Tabungan BRI Hilang dan Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com