JAKARTA, KOMPAS.com — PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) mencatatkan penurunan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) dari level 3,6 persen di semester l 2015 menjadi 2 persen di semester l 2016.
Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Ahmad Irfan, mengatakan, strategi yang ditempuh perseroan guna menekan NPL adalah membentuk divisi khusus yang bertugas untuk melakukan restrukturisasi kredit.
"NPL kita turun, 3,6 persen di 2015 jadi 2 persen di 2016 karena kita lakukan divisi penyelamatan penyelesaian kredit," ujar Irfan di Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Irfan menyebutkan, penyumbang NPL terbesar pada semester l 2016 berasal dari segmen mikro yang mencapai 1,4 persen.
Dirinya berharap, sampai akhir tahun, pihaknya bisa menekan NPL hingga di bawah level 2 persen.
Dengan begitu, dampaknya akan positif untuk profitabilitas bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten ini.
"Harapan kita ini akan diturunkan lagi dari 2 persen," kata Irfan.
Selain berharap bisa menekan NPL, pihaknya juga berharap bisa sebanyak mungkin menyerap dana repatriasi hasil tax amnesty.
Bank BJB menjadi salah satu bank yang ditunjuk sebagai bank persepsi.
"Kami optimistis bisa sebanyak mungkin menyerap dana repatriasi," pungkas Irfan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.