Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/07/2016, 13:00 WIB
|
EditorAprillia Ika

LONDON, KOMPAS.com — Beberapa raksasa minyak, seperti Eropa Royal Dutch Shell dan Total, melaporkan penurunan laba secara signifikan pada kuartal II 2016.

Hal ini sejalan dengan terus melemahnya harga minyak dunia yang berimbas pada menurunnya pendapatan.

Shell melaporkan pendapatan berbasis current cost of supplies (CCS) yang dapat diatributkan kepada pemegang saham mencapai 1 miliar dollar AS.

Angka ini anjlok 72 persen dibandingkan 3,8 miliar dollar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya.

CCS adalah penghitungan akuntansi yang umum digunakan dalam bisnis yang terkait dengan komoditas. Capaian CCS Shell pun di bawah ekspektasi analis sebesar 2,2 miliar dollar AS.

"Harga minyak yang rendah terus menjadi tantangan signifikan pada bisnis, khususnya pada bisnis hulu," kata Ben van Beurden, CEO Shell.

Ini adalah laporan kinerja keuangan pertama yang menyertakan BG Group, yang diakuisisi Shell pada awal tahun ini dengan nilai transaksi mencapai sekira 50 miliar dollar AS.

Menurut Shell, proses integrasi keduanya berjalan dengan baik.

Sementara itu, Total melaporkan pendapatan bersih pada kuartal II 2016 turun 30 persen secara tahunan (year on year) menjadi 2,2 miliar dollar QS. Akan tetapi, pendapatan bersih secara kuartalan dilaporkan naik.

"Meskipun masih bergejolak, harga minyak Brent telah pulih sejak awal tahun dan secara rata-rata mencapai 46 dollar AS per barrel pada kuartal II 2016. Total menangkap peluang rebound ini dan menyesuaikan pendapatan bersih menjadi 2,2 miliar dollar AS," kata CEO Total Patrick Pouyanne.

Total juga menyatakan terus melakukan upaya pemangkasan biaya dan akan mencapai target penurunan biaya mencapai 2,4 miliar dollar AS tahun ini.

Belanja modal untuk tahun 2016 pun diprediksi akan berada pada kisaran 18 miliar dan 19 miliar dollar AS. Selain itu, Total melaporkan proyek di Bolivia dan Kazakhstan diharapkan dapat dimulai pada paruh kedua 2016 ini.

Kompas TV Harga Minyak Dunia Kembali Anjlok

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Demi Pariwisata, Bupati Sumenep Rayu Maskapai Buka Penerbangan ke Daerahnya

Demi Pariwisata, Bupati Sumenep Rayu Maskapai Buka Penerbangan ke Daerahnya

Whats New
Cara Top Up DANA lewat Livin Mandiri dan ATM dengan Mudah

Cara Top Up DANA lewat Livin Mandiri dan ATM dengan Mudah

Spend Smart
BEI: Total Right Issue Mencapai Rp 22,8 Triliun hingga Mei 2023

BEI: Total Right Issue Mencapai Rp 22,8 Triliun hingga Mei 2023

Whats New
Paling Lambat 31 Desember 2026, Pengadilan Pajak Harus Sepenuhnya di Bawah MA

Paling Lambat 31 Desember 2026, Pengadilan Pajak Harus Sepenuhnya di Bawah MA

Whats New
Pada Triwulan Pertama 2023, Pelindo Multi Terminal Catat Kinerja Positif

Pada Triwulan Pertama 2023, Pelindo Multi Terminal Catat Kinerja Positif

Whats New
Bappenas Prediksi di 2045 RI Bakal jadi Negara dengan Penduduk Terbanyak ke-6 di Dunia

Bappenas Prediksi di 2045 RI Bakal jadi Negara dengan Penduduk Terbanyak ke-6 di Dunia

Whats New
Pembukaan Keran Ekspor Pasir Laut Dinilai hanya Pertimbangkan Kepentingan Bisnis

Pembukaan Keran Ekspor Pasir Laut Dinilai hanya Pertimbangkan Kepentingan Bisnis

Whats New
Luhut: Saya Suka dengan China karena Transfer Teknologinya

Luhut: Saya Suka dengan China karena Transfer Teknologinya

Whats New
Bappenas Ungkap Alasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjebak di Level 5 Persen

Bappenas Ungkap Alasan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terjebak di Level 5 Persen

Whats New
Bersiap IPO, VKTR Berencana Dukung Transportasi Bebas Emisi di IKN

Bersiap IPO, VKTR Berencana Dukung Transportasi Bebas Emisi di IKN

Whats New
Simak Perbedaan Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan

Simak Perbedaan Asuransi Pendidikan dan Tabungan Pendidikan

Whats New
Soal Subsidi Kendaraan Listrik yang Dikritik, Luhut: Kita Tidak Berikan Insentif, Jangan Keliru

Soal Subsidi Kendaraan Listrik yang Dikritik, Luhut: Kita Tidak Berikan Insentif, Jangan Keliru

Whats New
Sandiaga Uno: Bali dan Bromo Paling Diminati Wisatawan Lokal saat Libur Panjang

Sandiaga Uno: Bali dan Bromo Paling Diminati Wisatawan Lokal saat Libur Panjang

Whats New
Pemerintah Setop Ekspor Mineral Mentah Mulai 10 Juni 2023

Pemerintah Setop Ekspor Mineral Mentah Mulai 10 Juni 2023

Whats New
5 Manfaat AI dalam Mengembangkan Skala Bisnis dan Melayani Konsumen

5 Manfaat AI dalam Mengembangkan Skala Bisnis dan Melayani Konsumen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+