Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Pasar Saham Sedang Naik, Apakah Tepat Memulai Investasi Reksa Dana?

Kompas.com - 02/08/2016, 12:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Oleh @Rudiyanto_zh

Dipicu oleh beberapa faktor mulai dari perekonomian yang kembali menggeliat, suku bunga The Fed Amerika Serikat yang tidak jadi naik, program Amnesti Pajak, dan susunan kabinet baru yang mendapat respon positif dari pasar, IHSG terus mencetak kenaikan yang signifikan.

Dalam kondisi demikian, apakah tepat untuk memulai investasi di reksa dana?

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia, kinerja bursa saham di dunia dari periode 31 Desember 2015 hingga 1 Agustus 2016 adalah sebagai berikut:

Dok. BEI, diolah Kinerja bursa saham

Pada gambar di atas, bisa dilihat bahwa kinerja saham Indonesia hingga 1 Agustus 2016, bersama dengan Negara ASEAN lain seperti Thailand dan Filipina merupakan salah satu yang terbaik dunia dengan pertumbuhan antara 16 persen – 17 persen.

Angka ini masih kemungkinan besar bisa naik lagi jika sentimen positif di bursa saham Indonesia meningkat hingga akhir tahun.

Tren di atas juga menunjukkan bahwa dana global kembali mengalir ke negara berkembang dimana Indonesia menjadi salah satu pilihan utama para investor, baik dari investor global yang ingin mengembangkan dana dan juga dari investor lokal yang ingin merepatriasikan dananya.

Kenaikan IHSG yang tinggi ini turut membuat kinerja reksa dana meningkat. Hal ini merupakan berita baik bagi investor reksa dana karena hasil investasinya berkembang dan juga menarik minat calon investor baru untuk berinvestasi di reksa dana.

Meski demikian, ketika mau memulai atau menambah investasi reksa dananya, muncul pertanyaan dari sebagian investor. Apakah kenaikan harga saham sudah terlalu tinggi? Apakah sebaiknya menunggu pasar turun dulu baru kemudian berinvestasi?

Pertanyaan di atas sebenarnya merupakan pertanyaan klasik yang muncul setiap kali IHSG mengalami pertumbuhan yang positif.

Ada juga investor yang memiliki pengalaman membeli di harga tertinggi, kemudian saham mengalami penurunan dan hasil investasinya baru menguntungkan setelah beberapa tahun. Oleh karena itu, sangat wajar apabila terdapat pertanyaan tersebut.

Keragu-raguan untuk memulai atau menambah investasi reksa dana tidak hanya muncul pada saat ketika IHSG sedang naik. Pada saat sedang turun, investor juga ragu-ragu karena menunggu IHSG benar-benar turun ke titik terendah.

Yang menjadi permasalahan, investor dan para manajer investasi yang profesional sekalipun tidak tahu berapa harga terendah IHSG dan kapan harga tersebut akan tercapai.

Untuk itu, dalam memulai investasi khususnya reksa dana saham sebaiknya tidak didasarkan pada apakah pasar sedang naik atau turun, tapi didasarkan pada tujuan investasi.

Sesuai dengan karakteristik risk and return-nya, investasi reksa dana dikhususkan untuk tujuan investasi di atas lima tahun.

Halaman:


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com