Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penantian Jarni, Petani Bawang di Kawasan Transmigrasi...

Kompas.com - 05/08/2016, 12:34 WIB
Josephus Primus

Penulis

HALMAHERA, KOMPAS.com - Jarni namanya. Pria asal Ponorogo, Jawa Timur, itu lancar mengisahkan pengalaman kerja kerasnya menanam bawang merah di lokasi transmigrasi Oba di Halmahera bagian tengah, Maluku Utara.

"Saya sudah tujuh tahun tinggal di sini," ujarnya.

Ada sekitar 40 kepala keluarga di yang tinggal di kawasan seluas kurang lebih 100 hektar itu. Kebanyakan asal Jawa Timur. Lantaran saluran irigasi sekunder belum tergarap oleh dinas terkait secara maksimal, para petani itu mengupayakan sawah padi tadah hujan.

Jarni juga melakukan hal sama. Namun, ia memelopori warga untuk menanam bawang merah. Hingga kini, baru tujuh warga yang mengikuti jejaknya.

Fauzi dan Philip

Cerita Jarni itu dilontarkan di hadapan rombongan Kementerian Pertanian yang dipimpin Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Hortikultura, Anastasia Promosiana, saat bertandang ke Oba Rabu (3/8/2016) lalu. Oba letaknya sekitar 60 kilometer sebelah timur Sofifi, ibu kota Provinsi Maluku Utara, Pulau Halmahera bagian tengah.

Jarni berkisah, dia mengawali penanaman bawang merah di petakan sawahnya. Luas lahan penanaman belum mencapai angka 100 meter persegi.

"Saya bawa bibitnya dari Jawa," kata Jarni.

Pada tahap awal Jarni mengaku gagal. Pasalnya, bibit bawang yang dikenal bernama 'Fauzi', tidak tumbuh bernas.

"Bawangnya kurus kurus," ujarnya.

Jarni kemudian mengganti Fauzi dengan 'Philip'. Bibit Philip berasal dari Thailand, namun banyak dibudidayakan di Brebes, Jawa Tengah. Lagi lagi, seperti halnya Fauzi, Jarni membawa Philip dari Jawa.

Tiga tahun silam, Jarni menanam 200 kilogram Philip. Jarni menanam bibit itu hingga lima kali setahun. Artinya, tidak seluruh 200 kilogram Philip ditanam sekaligus.

Memasuki tahun ketiga penanaman, barulah Jarni menuai hasil. Rerata panen Philip bisa menyentuh angka 7 ton. Sekarang, dari tangan petani harga bawang per kilogram di Oba senilai Rp 45.000.

KOMPAS.COM/JOSEPHUS PRIMUS Saat ini harga bawang merah di pasar Sofifi dan Ternate mencapai Rp 60.000 per kilogram.
Namun, Jarni tak menjawab tegas, angka Rp 45.000 itu sudah sepadan bagi jerih payahnya atau belum. Dia mengaku mesti merogoh kocek lebih dalam untuk pembelian bibit Rp 30.000 per kilogram. Ia juga mesti membeli pupuk dan racun serangga dan hama.

Saat panen, ada ongkos lagi yang mesti dia keluarkan. Biaya membersihkan bawang dari akar dan daun Rp 1.000 per kilogram.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com