Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Indonesia Targetkan Proyek Revitalisasi Pabrik Rampung di 2017

Kompas.com - 05/08/2016, 13:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian tengah melakukan pengembangan industri pupuk di Indonesia. Bahkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan, telah ditetapkan kebijakan yang mendukung industri pupuk dalam negeri.

Seperti revitalisasi industri pupuk, pengembangan program gasifikasi batubara untuk mengganti bahan baku gas bumi dengan batubara dan pengembangan pabrik pupuk di lokasi sumber gas bumi.

Hal itu disampaikan Airlangga saat mengunjungi pabrik PT Petrokimia Gresik Jawa Timur.

Berdasarkan Inpres No 2 tahun 2010 mengenai revitalisasi industri pupuk, PT Pupuk Indonesia melakukan revitalisasi dalam dua tahap untuk lima pabrik pupuk di Indonesia.

“Pada tahap pertama, Pupuk Indonesia akan membangun pabrik Kaltim 5, Pusri 2B, Amorea II, dan Kujang 1C. Sedangkan untuk tahap kedua, akan dibangun pabrik Pusri 3B,” ujar Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat dalam keterangan resminya, Jumat (5/8/2016).

Pupuk Indonesia menargetkan, pabrik yang tengah direvitalisasi akan rampung pada 2017 dan pabrik tersebut akan menggantikan pabrik lama (revitalisasi) yang usianya sudah di atas 20 tahun dengan konsumsi gas di atas 30 Million British Thermal Unit (MMBTU) per ton pupuk.

Sebagai perbandingan, negara-negara lain penghasil pupuk rata-rata mengkonsumi gas hanya hanya 26 MMBTU per ton pupuk. Substitusi dari gas bumi menjadi batubara sebagai sumber bahan bakar pabrik juga diterapkan di pabrik-pabrik baru tersebut.

Proyek yang menelan dana sebesar 661 juta dollar AS ini memiliki kapasitas produksi untuk amoniak sebanyak 660 ribu ton per tahun dan untuk urea sebanyak 570 ribu ton per tahun.

Bahan baku utamanya menggunakan gas 85 MMSCFD dengan teknologi untuk amoniak dari Kellog Brown and Root (AS) dan untuk urea dari Toyo Engineering Corp (Jepang).

Pembangunan pabrik Amorea II merupakan proyek strategis karena menjadi bagian dari program ketahanan pangan. Khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan pupuk nasional yang terus meningkat.

“Saat ini, pabrik amoniak eksisting PG memiliki kapasitas produksi 445 ribu ton per tahun, sedangkan kebutuhan PG mencapai 850 ribu ton per tahun. Di sisi lain, kebutuhan pupuk urea di Jawa Timur saja mencapai 1 juta ton per tahun,” paparnya.

Kompas TV Diskon Listrik Sudah "Gak" Berlaku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com