Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cermati Keuntungan dan Kerugian KPR Tenor Panjang

Kompas.com - 07/08/2016, 09:00 WIB
Kompas TV REI Keluhkan Tingginya Uang Muka KPR

Selama 10 tahun pertama pihak bank menetapkan bunga tetap atau fixed rate dengan persentase 12,75 persen.

Untuk tahun berikutnya bank menerapkan sistem floating rate atau bunga mengambang. Ini sangat ideal bagi para kalangan pekerja.

Kerugian KPR Tenor Panjang

Di satu sisi KPR tenor panjang memang menjadi angin segar, namun jika diteliti lebih jauh lagi KPR tenor panjang juga memiliki kelemahan.

Pertama yang harus diperhatikan adalah sisi biaya.

Kedua adalah kesiapan mental dan finasial dari debitur yang mungkin saja berubah di tengah-tengah perjalanan.

Ketiga adalah risiko perubahan iklim ekonomi makro yang bisa saja berubah dalam jangka panjang.

1.    Beban psikologis
Secara psikologis, kebanyakan orang jika mempunyai utang pasti ingin segera melunasinya. Hal ini tentunya akan sangat berbeda dengan KPR jangka panjang. Perlu adanya kesiapan fisik dan mental.

Meskipun anda sudah menyadari  akan hutang jangka panjang tersebut, belum tentu anda siap menanggung beban psikologis tersebut.

Menurut para pakar ekonomi sebenarnya, beban psikologis ini sesungguhnya tidak diperlukan dan jangan menganggap bahwa hutang berarti beban yang memberatkan keuangan keluarga.

Dengan perencanaan keuangan yang baik hutang seharusnya menjadi solusi bukan malah menjadi beban.

2.    Beban biaya yang semakin besar
Dengan bertambahnya tenor kredit berarti akan menambah beban biaya terutama bunga yang harus dibayar setiap bulan. Hal ini berlaku terhadap jenis kredit apapun termasuk KPR.

Hal ini belum lagi jika ditambah dengan biaya uang muka dan lain sebagainya. Sebagai ilustrasi, anda membeli rumah melalui KPR seharga Rp 500 juta dengan tenor 5 tahun tentu saja memiliki bunga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan masa tenor 10 tahun atau lebih.

3.    Perubahan iklim makro ekonomi  jangka panjang
Yang termasuk dalam risiko ini adalah jika terjadi krisis moneter atau kondisi perekonomian negara yang tidak stabil yang mengakibatkan PHK atau lonjakan bunga KPR.

Jika ini terjadi maka sangat memungkinkan bagi nasabah untuk mengalami kredit macet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com