Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cerita Sejarah Pemanfaatan Lahan Gambut di Asia Tenggara, Versi Ilmuwan Jepang

Kompas.com - 16/08/2016, 15:10 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Kompas TV Pemerintah Hentikan Pembukaan Lahan Sawit Baru

Para transmigran menderita karena tanah menjadi rusak karena teracuni pirit. Bahkan rumah-rumah ikut roboh. Namun, setelah 30 tahun-40 tahun tanah berpirit ini mulai pulih kembali karena proses alam.

Perkembangan terakhir dalam sejarah pemanfaatan lahan gambut dimulai pada tahun 1990-an terutama di Riau dimana banyak terdapat gambut dalam.

Teknologi Baru

Industri pulp dan paper serta kelapa sawit mulai berkembang berkat kerja sama dengan program hutan tanaman industri. Perusahan-perusahaan ini menerapan teknologi canggih dalam sistem pengelolaan air, sehingga tidak merusak lingkungan.

Kanal-kanal drainase tidak lagi memotong sungai-sungai tetapi dibuat sesuai kontur dengan membangun bendungan, pintu air, kolam sedimentasi, dan drainase air hanya ketika terjadi kelebihan air saat musim hujan.

Dari segi teknis, teknik ini sangat cocok karena memperhatikan keberlanjutan (sustainability) dari areal gambut yang ditanami.

Namun, wilayah disekitar konsesi yang hanya berisi semak, hutan dan lahan terlantar tidak ada proses pengelolaan, sehingga dengan mudah terjadi kekeringan dan rentan terhadap kebakaran. Jadi areal gambut terlantar dan terdegradasi berpotensi terjadi kebakaran.

Keberhasilan Sarawak

Sejarah terkini, dalam pemanfaatan gambut adalah apa yang terjadi di Sarawak dimana program Pertanian Nasional ke 3 dilaksanakan pada 1998-2010. Konsekuensinya, pemanfaatan lahan gambut dalam di Sarawak mulai berkembang luas untuk kelapa sawit, baik dengan system management yang baik atau tidak.

Furukawa menyimpulkan, secara keseluruhan, ringkasan sejarah ini mulai dari gambut yang tidak terjamah manusia hingga pemanfaatannya untuk kesejahteraan masyarakat telah menunjukkan perjalanan pemanfaatan lahan gambut selama ini.

"Pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan adalah bagaimana persoalan pertumbuhan ekonomi dan konservasi lingkungan bukan hanya dikonsentrasikan pada masyarakat yang hidup di lahan gambut, tetapi selayaknya ini menjadi pekerjaan rumah untuk kita semua yang hidup di dunia," pungkas dia.

Sebagai informasi, International Peat Congress merupakan kongres per empat tahun yang menjadi ajang pertemuan ilmuwan dan para ahli global di bidang gambut. Pada acaranya yang ke 15
ini, merupakan acara yang pertama kali diadakan untuk level Asia.

Kongres ini menyatukan ilmuwan lokal dan internasional, pembuat kebijakan, peneliti, anggota NGO, pemain industri penanaman dan pelaku industri agrikultur untuk mencari cara paling efektif mengutilisasi lahan gambut bagi kemajuan perekonomian masyarakat tanpa merusak lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com