Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/08/2016, 06:58 WIB
Reza Pahlevi

Penulis

Terkait dunia pendidikan, Bambang mengatakan, bahwa pentingnya sistem manajemen mutu itu diterapkan karena banyak manfaat yang bisa diperoleh dan mengajarkan siswa tentang sistem kualitas dengan mendalami sistem mutu.

"Siswa dapat belajar dari contoh, dan belajar dengan praktek. Selain itu ada nilai tambah bagi pelajar itu sendiri dan yang sangat penting adalah peningkatan kepuasan siswa," ujar Bambang.

Adapun adopsi SNI terhadap ISO, antara lain adalah Standar Manajemen Mutu SNI ISO 9001 yang identik dengan ISO 9001. Standar Manajemen Lingkungan SNI ISO 14001 yang identik dengan ISO 14001, SNI ISO 31000 Sistem Manajemen Risiko identik dengan ISO 31000, serta ISO 50001 yang identik dengan SNI ISO 50001 tentang Sistem Manajemen Energi.

Perujukan tersebut dilakukan untuk menghindari duplikasi dalam penyusunan standar di antara negara anggota ISO dan meminimalkan perbedaan standar yang dipakai antar-negara. Untuk penyusunan standar di dalam negerinya, negara anggota ISO berhak mengadopsi seluruh isi ISO.

Jadi, artinya, kalau perusahaan sudah menerapkan ISO 9001, perusahaan tersebut sudah menerapkan SNI ISO 9001. Sebagai bangsa yang cinta akan produknya, masyarakat harus membiasakan bahwa sekolah atau perusahaan di tanah air sudah menerapkan SNI ISO 9001.

Tentu, rasa nasionalisme perlu ditekankan di sini. Orang Indonesia harus bangga dengan standar nasional, karena SNI ternyata sudah setara dengan standar internasional.

Selain ISO, ada juga lembaga internasional lain yang mengeluarkan standardisasi produk dan mutu. Sebut saja, International Electrotechnical Commission (IEC) untuk produk kelistrikan Codex Alimentarius Commission (CAC) untuk produk pangan.

“(Penerapan) SNI untuk meningkatkan daya saing. Sertifikat SNI pun diterima (di negara lain) karena kita sudah MRA/MLA (kesepakatan saling menguntungkan),” kata Kepala BSN Bambang Prasetya, saat bertandang ke Kompas, Selasa (22/3/2016).

Saat ini, sebut Bambang, ada 555 jenis produk telah menerapkan SNI. Hingga Januari 2016, lanjut dia, telah pula dikembangkan 8.812 SNI yang berlaku untuk beragam sektor, mulai dari pertanian dan teknologi pangan, konstruksi elektronik, teknologi informasi, teknologi perekayasaan, kesehatan, keselamatan, lingkungan, teknologi bahan, teknologi khusus, hingga transportasi.

Visi yang dipatok BSN, lanjut Bambang, pada 2015-2019 dapat terwujud infrastruktur mutu nasional yang andal untuk meningkatkan daya saing dan kualitas hidup. Standar dan penilaian kesesuaian pun terus dikembangkan, termasuk menghadirkan 1.429 Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang diakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com