Sampai petugas yang menangani gangguan tiba, para pemeriksa jaringan akan menunggu di lokasi anomali.
(Tonton juga: Video Cerita dari Ribuan Meter Pahlawan Gas Negara)
"Kalau terjadi kebocoran dan tidak ditunggu di sana, khawatir ada hal-hal yang lebih berbahaya. Misalnya warga yang membuang puntung rokok dekat lokasi. Ya setidaknya kalau berada di sana, kami juga bisa meredam kekhawatiran warga yang panik akibat kebocoran jalur pipa gas," ungkap Yogi.
Komplain yang diterima dari pelanggan pun bisa berbeda-beda. Dalam perjalanan siang itu, Kompas.com menyaksikan langsung salah satu pelanggan yang spontan memprotes layanan gas.
"Kalau ada gangguan, kabari dong. Jangan sampai (kami) sedang memasak, tiba-tiba gasnya berhenti," ujar Sarida, salah satu pelanggan di kawasan Kesambi. Lelaki paruh baya ini muncul dari pintu dapur lengkap dengan pisau masaknya.
Kalau sudah seperti itu, biasanya tim patroli akan memberikan pengertian dan edukasi mengapa sesekali pasokan gas tersendat.
Selain komplain, mereka juga harus menghadapi warga atau pelanggan yang khawatir dengan kehadiran petugas pemeriksa. Maklum, meski rutin dilakukan, patroli kerap membuat warga berpraduga.
"Dikiranya ada gangguan tetapi tidak diumumkan," ujar Yogi.
Bekerja dengan hati
Ada beragam cerita lain datang dari para petugas leak survey PGN. Jalur gas yang harus mereka periksa tak memungkinkan untuk menghindari sejumlah cerita ini.
Dikejar anjing, misalnya. "Kalau digonggongi masih biasa. Pernah teman kami sampai dikejar (anjing)," kenang Yogi.
Atau, melewati orang gila dengan segala kemungkinan reaksinya, seperti dialami Adi Surachman, petugas lain.
Berbeda dengan Yogi dan Haryanto, Adi bersama Agus Sudirman sedang mendapat giliran memeriksa jaringan di luar permukiman. Mereka harus melewati kebun, jembatan, bahkan masuk gorong-gorong air.
Jatah libur mereka digilir sesuai jadwal. Dengan demikian, saat ada tanggal merah, belum tentu mereka bisa berlibur.
"Tak peduli hari raya, hari kemerdekaan, apalagi hanya Minggu, mereka tetap bertugas," kata Site Manager Jaringan dan Fasilitas Area Cirebon PGas Solution, Mochamad Maruly Syarief, Selasa (16/8/2016).