Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Siapkan Empat Pelabuhan Utama Indonesia Terapkan Sistem Inaportnet

Kompas.com - 21/08/2016, 13:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mempersiapkan pemberlakuan sistem tunggal pengurusan dokumen pelayaran atau Inaportnet kepada empat pelabuhan yang berada di Pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi.

Keempat pelabuhan tersebut adalah Pelabuhan Belawan-Medan, Pelabuhan Tanjung Priok-Jakarta, Pelabuhan Tanjung Perak-Surabaya dan Pelabuhan Makasar.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Bay M Hasani mengatakan, dengan sistem Inaportnet maka seluruh pengurusan pelayaran dan angkutan barang baik eksport, import serta pelayaran domestik sudah bisa dilayani dengan sebuah aplikasi.

Dengan aplikasi tersebut maka akan mempercepat dan mengefisienkan proses perizinan pelayaran di pelabuhan.

"Untuk di (Pelabuhan) Makasar sudah jalan (Sistem Inaportnet). Sudah sampai ready, mulai dari edukasi, sosialisasi itu sekitar dua bulan. Di (Pelabuhan) Belawan juga sudah jalan, hanya butuh waktu dua minggu," kata Bay dalam acara Lokakarya Forum Wartawan Perhubungan di Bandara Kualanamu Medan, Sabtu (20/8/2016). 

Bay menjelaskan, penerapan Inaportnet pada keempat pelabuhan yang menjadi pelabuhan utama merupakan pilot project Inaportnet di Indonesia.

Dari keempat pelabuhan tersebut, dua di antaranya saat ini sudah mulai berjalan sistem tunggal pengurusan dokumen pelayarannya. 

Sementara untuk dua pelabuhan lainnya, yakni Tanjung Perak dan Tanjung Priok, saat ini masih dalam tahap persiapan. Targetnya September 2016 mendatang kedua pelabuhan terbesar di Pulau Jawa tersebut sudah bisa menerapkan Inaportnet.

Saat ini kedua pelabuhan tersebut masih menunggu sistem dari Pelindo II untuk diintegrasikan ke Inaport. 

"Saat ini masih tahap memadukan sistem yang ada di Pelindo untuk bisa terintegrasi dengan Inaport. Untuk Priok itu September akan kami launching. Ini masih menunggu operasional antarsistem di Pelindo dengan Inaport, saat ini kurang lebih sudah 85 persen," ucap Bay.

Sementara itu, Wakil Ketua National Shipowner's Association (INSA) Bidang Hubungan Internasional, Suyono mengatakan, dengan pemberlakuan sistem Inaportnet maupun Indonesia National Single Window (INSW) maka kepastian bisnis bagi sektor pelayaran menjadi lebih terjamin.

Selain itu proses perizinan, khususnya import yang selama ini menjadi masalah juga bisa diminimalisir. 

"Sistem itu berguna untuk mempercepat proses pelayanan, mengurangi biaya pelayanan, mengurangi resiko-resiko bisnis. Ini sesuatu yang bagus dan menolong proses pelayanan," tuturnya. 

Hanya saja, lanjut Suyono, proses perizinan untuk ekspor melalui Inaportnet yang saat ini masih perlu dilengkapi. Sebagai informasi, cakupan sistem Inaportnet ini menjangkau semua lembaga yang terkait di pelabuhan.

Dengan sistem tunggal ini, kelengkapan dokumen kapal dari banyak lembaga bisa diketahui degan lebih cepat, seperti halnya terkait kewajiban pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com