Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Tertunda, Produksi Migas Bakal Turun Signifikan

Kompas.com - 22/08/2016, 13:24 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia yang belum pulih benar ditengarai membuat investasi di sektor minyak dan gas bumi (migas) masih lesu.

Menurut Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas, Muliawan apabila kontraktor migas melakukan penundaan investasi, praktis hal tersebut akan mengurangi produksi migas.

Dampak penundaan investasi terhadap penurunan produksi migas akan lebih terasa pada lapangan-lapangan yang sudah matang (mature).

"Kalau secara teoritis tentu penundaan investasi akan menurunkan produksi, tetapi tinggal siapa yang menunda. Kalau yang menunda adalah KKKS yang lapangannya sudah mature, yang decline-nya sudah besar, ya dampaknya akan signifikan," kata Muliawan, Senin (22/8/2016).

Sebaliknya, apabila penundaan investasi dilakukan oleh KKKS yang beroperasi di lapangan relatif muda seperti ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) atau pun BP di Papua, maka dampaknya terhadap penurunan produksi tidak sebesar di sumur tua.

Sementara itu, terkait dengan Blok Mahakam, Kalimantan Timur, Muliawan memperkirakan produksi pada blok tersebut akan turun tahun depan. Namun, berapa penurunannya, masih dalam penghitungan.

"Turun dibandingkan tahun ini produksinya. Tetapi, saat ini kami masih bahas dengan Pertamina dan Total, bagaimana produksi Mahakam tetap bisa dijaga," imbuh Muliawan.

Beberapa waktu lalu terdengar selentingan bahwa Total E&P Indonesie kemungkinan tidak akan mengambil 30 persen saham yang ditawarkan oleh Pertamina.

Jika benar terjadi, kemungkinan besar TEPI bakal mengurangi investasi tahun depan yang akan berdampak terhadap produksi Mahakam.

Ketika dikonfirmasi Kompas.com pekan lalu, Head of Department Media Relation Corporate Communication Division TEPI, Kristanto Hartadi, menegaskan, sejauh ini belum ada kepastian apakah TEPI akan mengambil interest yang ditawarkan.

"Belum ada kepastian tentang hal itu, karena masih terus diadakan studi terkait dengan nilai keekonomian dan disesuaikan dengan situasi harga minyak dunia saat ini," kata Kristanto. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com