Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Goldman Sachs: Penguatan Harga Minyak Masih Belum Stabil

Kompas.com - 24/08/2016, 12:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Analisis yang dilakukan bank investasi Goldman Sachs menyebut perbaikan harga minyak mentah sebesar 15 persen sejak awal Agustus 2016 masih belum stabil.

Pasalnya, masih ada risiko disrupsi di Nigeria, Irak, dan Libya. Harga minyak mentah bergerak menguat sebagai respon atas spekulasi pemangkasan produksi oleh anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Selain itu, pelemahan kurs dollar AS juga mendorong permintaan minyak, yang diperdagangkan secara internasional menggunakan mata uang tersebut.

"Sementara harga minyak telah menguat tajam sejak 1 Agustus, kami yakin pergerakan ini bukan didorong oleh fundamental minyak yang lebih baik, namun lebih ke kabar tentang potensi penahanan produksi dan pelemahan dollar AS," ujar analis Goldman Sachs seperti dikutip dari CNBC, Rabu (24/8/2016).

Goldman Sachs tetap mematok prediksi harga minyak pada kisaran 45 dollar AS hingga 50 dollar AS per barrel untuk acuan harga minyak Brent.

Sebagai informasi, acuan harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) kini diperdagangkan pada kisaran 47 dollar per barrel, sementara acuan harga minyak Eropa North Sea Brent berada pada kisaran 49 dollar AS per barrel.

Pasokan minyak dari Nigeria, Libya, dan Irak telah terpukul akibat ketidakstabilan politik dan konflik. Kedua gangguan tersebut menyebabkan pengiriman minyak mentah menjadi terganggu. Goldman Sachs menyatakan perbaikan pasokan minyak mentah akan mendorong pasar minyak global menjadi surplus.

Sebelumnya, Goldman Sachs memprediksi rata-rata defisit permintaan-pasokan mencapai 230.000 barrel per hari. Lebih lanjut, Goldman Sachs memandang pertemuan OPEC yang dihelat bulan September 2016 mendatang di Aljazair tidak terlalu berdampak ke harga minyak.

"Menurut pandangan kami, hubungan antara pihak-pihak dalam konflik di area produksi yang terdisrupsi akan lebih relevan terhadap penyeimbangan kembali harga minyak ketimbang putusan penahanan produksi OPEC yang akan membuat produksi menyentuh rekor tertinggi dan terbukti kontraproduktif bila mendukung harga minyak lebih jauh," ujar Goldman Sachs.

Kompas TV Harga Minyak Dunia Kembali Anjlok

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC


Terkini Lainnya

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang Jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com