Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Soetrisno Bachir, Sudah Waktunya Indonesia Kembangkan Energi Nuklir

Kompas.com - 25/08/2016, 15:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir meyakini energi nuklir mampu menjadi solusi atas minimnya ketersediaan energi dalam menopang sektor industri nasional.

"Sekarang sudah waktunya Indonesia mengembangkan potensi energi nuklir," ujarnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Kamis (25/8/2016).

Saat ini, sektor industri nasional masih sangat bergantung kepada ketersediaan gas. Padahal infrastruktur pengembangan gas juga masih minim.

Oleh sebab itu, energi nuklir dinilai perlu dikembangkan sebagai sumber daya energi utama yang dapat menopang ketersediaan dan kebutuhan energi nasional.

Sedangkan energi dari gas bumi bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan energi di daerah-daerah. Hanya saja infrastruktur pengembangan gas perlu segera dibangun.

"Pembangunan Indonesia harus mengarah secara merata," kata Soetrisno Bachir.

Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir bertekad untuk mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Nasir tidak ingin pembangunan PLTN di Indonesia tertunda apalagi batal, sehingga kalah bersaing dari negara-negara seperti Bangladesh dan Vietnam.

Namun Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat mengatakan bahwa energi nuklir menjadi alternatif terakhir yang akan dikembangkan pemerintah.

Menurut Kalla, masih banyak sumber energi alternatif lainnya yang lebih cocok untuk kondisi geologi dan sosiologi Indonesia dibandingkan dengan nuklir.

Kompas TV Maju Mundur Nuklir - AIMAN eps 39 bagian 1

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com