Sementara di Asia Tenggara, ada Grab dan di India ada Ola.
Di pasar AS sendiri, Uber memiliki pangsa pasar kuat. Dalam sebuah pernyataannya, Uber mengatakan bahwa industri ride-sharing di dunia sangat kompetitif dan inovatif, Hal itu tentunya baik buat penumpang.
Investor sekaligus anggota dewan Uber, Bill Gurley, menyatakan tipis kemungkinan pemain lain menggerus pasar Uber. Mereka harus melakukannya dengan layanan yang baru dibanding Uber.
Sayangnya, Didi, Ola dan Grab tidak menjawab permintaan Reuters untuk merespon pernyataan petinggi Uber tersebut.
Mari kita ikuti contoh Lyft di AS. Carl Icahn menginvestasikan 100 juta dollar AS ke Lyft awal 2015. Menurut dia, masih ada ruang bagi Lyft untuk mencuil kue pasar bisnis ini.
Para investor Uber mencibir gerakan Icahn, sebagai upaya yang sia-sia untuk menggeser dominasi Uber.
Tapi kemudian Lyft menyewa perusahaan ahli merger dan akuisisi, dan berencana melakukan akuisisi beberapa perusahaan agar bisnisnya berkembang.
Janji Icahn pun ditepati. Lyft tahun lalu memiliki 315.000 driver atau naik tiga kali lipat dibanding 2014.
Sementara pendapatan kotor tahunan Oktober-Mei mencapai 1,9 miliar dollar AS, atau naik dua kali lipat dibanding 2014.
Memang, jumlah driver Lyft masih jauh jika dibandingkan Uber yang memiliki 1,5 juta driver, dan memproyeksikan pendapatan kotor global tahun ini sampai 26 miliar dollar AS.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.