Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Industri Transportasi "Online" Sudah Terlalu Matang untuk Pemain Baru?

Kompas.com - 27/08/2016, 13:41 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Kompas TV Uber Optimalkan Layanan Berbagi Kendaraan

Para investor Uber mencibir gerakan Icahn, sebagai upaya yang sia-sia untuk menggeser dominasi Uber.

Tapi kemudian Lyft menyewa perusahaan ahli merger dan akuisisi, dan berencana melakukan akuisisi beberapa perusahaan agar bisnisnya berkembang.

Janji Icahn pun ditepati. Lyft tahun lalu memiliki 315.000 driver atau naik tiga kali lipat dibanding 2014.

Sementara pendapatan kotor tahunan Oktober-Mei mencapai 1,9 miliar dollar AS, atau naik dua kali lipat dibanding 2014.

Memang, jumlah driver Lyft masih jauh jika dibandingkan Uber yang memiliki 1,5 juta driver, dan memproyeksikan pendapatan kotor global tahun ini sampai 26 miliar dollar AS.

Namun, Presiden Co-Founder Lyft, John Zimmer menjanjikan, penumpang hanya membutuhkan waktu tunggu maksimal tiga menit untuk memperoleh driver. Ia mengklaim, waktu tunggu ini hampir setara dengan Uber.

Tak kalah sengit, startup baru Juno telah memiliki 12.000 driver sejak diluncurkan awal tahun ini. Juno juga telah mencapai prestasi waktu tunggu tiga menit di Manhattan, seperti kata Co-founder CEO Talmon Marco.

Sementara itu di India, Uber dan Ola bersaing ketat memiliki pangsa pasar masing-masing 45 persen.

Bonus dan Diskon

Jika dilihat, tantangan bagi perusahaan pemula yaitu mereka memberikan bonus pada driver dan subsidi pada penumpang.

Uber dan Lyft, telah menghabiskan banyak bonus untuk sopir dan diskon penumpang serta kredit promosi.

Ekonom berpendapat, perusahaan macam Lyft akan menikmati keuntungan jika memiliki sekitar 20 persen pangsa pasar. Sebab, dengan begitu akan mengurangi biaya melalui skala ekonomi.

Max Wolf, ekonom dari Manhattan Venture Partners menambahkan, kompetisi industri seperti ini akan berkembang pesat, terutama karena tidak terlalu rumit dan driver tidak cukup setia pada perusahaan. Ada ruang untuk pemain lain bahkan jika Uber dominan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com