Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diaspora Ini Dorong Anak Muda Kembangkan Industri Penerbangan di Tanah Air

Kompas.com - 01/09/2016, 14:58 WIB
Muhammad Fajar Marta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah 12 tahun Prio Adhi Setiawan bekerja sebagai insinyur aeronatik industri pesawat di Hamburg Jerman.

Ia banyak merancang soal batas toleransi kerusakan dan kepenatan bagian-bagian pesawat.

Master lulusan Technical University Munich (TUM)  Munich, Jerman ini juga terlibat langsung dalam rancang bangun dan pengembangan sejumlah tipe pesawat Airbus seperti Single Aisle (A319/A320/A321), Long Range (A340 family, A330 MRTT), new Airbus A/C (A350-900/1000, A320 neo, A380) and military aircraft (A400M).

Meskipun hidup di Jerman, benaknya selalu tertuju ke Indonesia, Tanah Air tempat kelahirannya 39 tahun silam.

Prio tak ingin keahlian dan pengalamannya dalam industri penerbangan hanya untuk dirinya sendiri dan perusahaannya saja.

Karena itu, setiap liburan tahunan, lulusan SMA Taruna Nusantara Magelang angkatan IV ini selalu menyempatkan pulang ke Indonesia.

Bukan untuk berwisata, tetapi menularkan keahlian dan pengalamannya kepada anak-anak muda, terutama mahasiswa-mahasiswi penerbangan.

“Di Jerman, diaspora-diaspora  Indonesia yang bekerja sebagai propesional industri dirgantara bersinergi membuat semacam thinktank, menggodok berbagai konsep untuk mengembangkan industri dirgantara di Indonesia,” kata pria kelahiran Jakarta ini.

Konsep-konsep tersebut lalu disebarkan kepada mahasiswa penerbangan dan pemangku kepentingan industri dirgantara di Indonesia.

“Kami mencoba menularkan virus ke adik-adik mahasiswa untuk mempunyai visi global act local. Bangun bangsa bareng-bareng,” kata sarjana Teknik Sipil Universitas Indonesia ini.

Beberapa konsep kini tengah dikaji oleh Prio dan tim profesional dirgantara yang tergabung dalam organisasi Ikatan Ahli Sarjana Indonesia (IASI) di Jerman. Salah satunya mendorong pembangunan Airbus Engeneering Center (AEC) di Indonesia.

“Berkaca pada success story India, Indonesia berkepentingan mengajak Aibus membangun Airbus Engineering Center. Keuntungannya adalah terjadi transfer of technology dengan state of the art ilmu Aerospace dan Aviation secara berkesimbungan sehingga SDM Indonesia mampu menguasai pangsa pasar ASEAN untuk industri jasa engineering dirgantara,” katanya.

Menurut Prio, di India tercatat sekitar 5.000 insinyur lokal terlibat langsung dalam rancang bangun produk-produk mutakhir Airbus.

Setiap tahunnya Airbus di India membelanjakan hampir 500 juta dollar AS untuk jasa engineering dengan melibatkan industri lokal.

Dengan pertumbuhan 15 persen per tahun, diperkirakan sedikitnya belanja jasa engineering Airbus di India akan mencapai 2 miliar dollar AS dalam 5 tahun ke depan.

Menurut penggemar fotografi ini, Indonesia memiliki sejumlah modal kuat untuk menjadi pemain pada industri penerbangan global.

Pertama, adanyapembelian ratusan pesawat baru Airbus oleh perusahaan Indonesia dan ratusan lainnya yang sudah beroperasi di Indonesia maupun di kawasan ASEAN.

Kedua,  tersedianya SDM berpengalaman dari institusi yang memiliki tradisi di bidang dirgantara seperti PT Dirgantara Indonesia, LAPAN, BPPT, GMF, dan sejumlah perguruan tinggi.

“Modal tersebut akan menjadi daya tarik bagi Airbus untuk berinvestasi dan membangun kemitraaan dengan mendirikan Airbus Engineering Center di Indonesia,” kata Koordinator Tim Dirgantara IASI di Jerman ini.

Menurut Prio, nantinya Airbus Engineering Center akan menjadi pusat kegiatan rancang bangun pesawat Airbus yang diisi oleh tenaga ahli Indonesia dan menjadi simpul jejaringan industri pesawat terbang dan seluruh cluster industri komponennya di Indonesia.

“Paralel dengan itu, kami juga mendorong tumbuhnya cluster-cluster atau puzzle sektor penerbangan di Indonesia.  Kami minta mahasiswa membuat ikatan mahasiswa dirgantara Indonesia lintas universitas. Tujuannya agar bisa membangun industri penerbangan  Indonesia bersama-sama,” katanya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com