JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani menilai target dana tebusan program pengampunan pajak atau tax amnesty terlalu tinggi.
Seperti diketahui, pemerintah mematok target dana tebusan tax amnesty Rp 165 triliun hingga 31 Maret 2017 mendatang. "Itu kan targetnya ketinggian," ujar Haryadi kepada Kompas.com, Jakarta. Rabu (7/9/2016).
Ia membantah target Rp 165 triliun dana tebusan disodorkan Apindo. Menurut Haryadi, target Rp 165 triliun merupakan angka yang berasal dari Menteri Keuangan terdahulu yakni Bambang Brodjonegoro.
Apindo meyakini dana tebusan tax amnesty hanya Rp 60 triliun-Rp 80 triliun. Angka itu bukan tanpa dasar, kata Haryadi. Sebelum program itu dijalankan, Apindo sudah membuat survei dengan membagikan kuesioner kepada 10.000 anggota Apindo dan jaringannya. Namun kuesioner yang kembali ke pengurus hanya sekitar 2.900.
"Surveinya itu menunjukan ada potensi deklarasi dan repatriasi Rp 2.000 triliun. Tetapi kan enggak akan ikut semua, kami diasumsikan 50 persen. Ketemulah angka Rp 1.000 triliun deklarasi dan repatriasi serta itu uang tebusan (Rp 60-80 triliun)," kata Haryadi.
Apindo sendiri tidak habis pikir dengan langkah pemerintah yang menggunakan tebusan tax amnesty untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.
"Dari awal kami udah bilang ini pengampunan pajak enggak ada urusannya untuk menambal anggaran. Tapi kan dulu Pak Bambang Brodjonegoro memakai itu untuk menutup anggaran, ya jadi bisa enggak ketemu," kata Haryadi.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla sendiri sudah mengakui ada kekeliruan pemerintah dalam menentukan target program tax amnesty.
"Yang keliru itu penempatan target yang terlalu tinggi. Kalau saya ingin katakan, keliru ya, karena pemerintah sendiri (yang menentukan target)," ujar Kalla di Kantor Wapres, Jumat (2/9/2016).
Meski begitu, pemerintah masih memiliki cukup waktu untuk mengejar target. Seperti diketahui, kebajikan tax amnesty berakhir pada 31 Maret 2017.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.