Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkuat Analisis Ekonomi, KPPU Bentuk Tim Ekonomi

Kompas.com - 15/09/2016, 09:46 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU) tengah membentuk tim ekonomi dalam menghadapi dinamika dunia usaha di Indonesia.

Ketua KPPU Syarkawi Rauf mengatakan, tim ekonomi KPPU terdiri dari satu orang chief economist dan dua orang economist.

Tim Ekonomi dipimpin oleh Rimawan, Zakir Mahmud, dan Maman Setiawan. Mereka adalah ekonom dari UGM, UI, dan Unpad.

"Tim Ekonomi yang direkrut KPPU diharapkan dapat memperkuat KPPU dalam hal analisis kebijakan dalam rangka memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah," ujar Syarkawi kepada Kompas.com, Kamis (15/9/2016).

Syarkawi menegaskan, penting bagi KPPU untuk senantiasa menjaga kualitas output dan outcome-nya.

"Sebagai otoritas pengawas persaingan usaha, KPPU harus senantiasa memastikan bahwa semua penilaian, putusan ataupun saran pertimbangan yang diterbitkan institusi ini benar-benar didasarkan pada fakta dan analisis yang komprehensif," tegasnya.

Menurut dia, dengan penilaian dan putusan yang berdasar pada fakta di lapangan maka menghindari munculnya penilaian yang menimbulkan disinsentif bagi terciptanya iklim persaingan usaha yang sehat atau bahkan menimbulkan permasalahan baru di kalangan dunia usaha.

Selain itu, dalam menghadapi perkembangan dunia usaha yang bergerak sangat cepat dan bervariasi bentuknya ini, pembentukan tim ekonomi khusus diharapkan dapat memberikan perspektif yang berbeda. 

Dengan demikian, dapat memperkaya sudut pandang KPPU dalam menilai ada atau tidaknya distorsi pasar baik akibat perilaku pelaku usaha maupun kebijakan pemerintah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia kesembilan Dorodjatun Kuntjoro Jakti mengingatkan KPPU agar tidak henti-hentinya mencermati konstelasi perkembangan dunia usaha, tidak saja di dalam negeri tetapi juga tren perdagangan dunia.

"Pengawasan KPPU terhadap pasar ini bersifat permanent work yang akan terus-menerus harus dilakukan, terlebih lagi pasar akan selalu memunculkan realitas baru setiap ada intervensi pasar yang dilakukan oleh pemerintah," tegasnya.

Menurut dia, KPPU juga perlu menambah cakupan pengetahuannya agar dapat mengeluarkan penilaian yang baik.

"KPPU memerlukan pengetahuan yang cukup luas dan terkini agar dapat melahirkan penilaian yang relatif sesuai dengan kondisi riil dari suatu sektor yang menjadi obyek permasalahan," tutur Dorodjatun.

Kompas TV KPPU Tuduh Honda & Yamaha Sengkongkol Atur Harga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

Whats New
Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

Whats New
RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

Whats New
OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

Whats New
Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

Whats New
[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

[POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

Whats New
Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai 'Take Off', Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai "Take Off", Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

Whats New
Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

Earn Smart
Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif

Simak 3 Tips Melunasi Pinjaman Online secara Efektif

Whats New
Cara Migrasi PLN Pascabayar ke Prabayar lewat Aplikasi

Cara Migrasi PLN Pascabayar ke Prabayar lewat Aplikasi

Whats New
PLN Akan Tambah 111 SPKLU di Berbagai Lokasi 'Rest Area' Tol

PLN Akan Tambah 111 SPKLU di Berbagai Lokasi "Rest Area" Tol

Whats New
3 Cara Cek Tabungan BRI Simpel Simpanan Pelajar

3 Cara Cek Tabungan BRI Simpel Simpanan Pelajar

Earn Smart
Gandeng Swiss Re, Jasindo Bakal Kembangkan Layanan Mitigasi Risiko

Gandeng Swiss Re, Jasindo Bakal Kembangkan Layanan Mitigasi Risiko

Whats New
Tarik Tunai BCA di ATM BRI Kena Biaya Berapa?

Tarik Tunai BCA di ATM BRI Kena Biaya Berapa?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com