Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasarprodukbumn.com, Portal "E-Commerce" RNI untuk Produk BUMN

Kompas.com - 19/09/2016, 10:56 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) hari ini meluncurkan suatu perdagangan elektronik atau e-commerce yakni pasarprodukbumn.com.

Direktur Utama RNI Didik Prasetyo menjelaskan pasarprodukbumn.com adalah wadah promosi dan penjualan produk secara online yang dihasilkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Melalui pasarprodukbumn.com seluruh dunia dapat melihat produk-produk yang dihasilkan oleh BUMN di Indonesia, dan dapat melakukan transaksi online dengan BUMN yang terdapat di situs tersebut," ujar Didik di Kantor RNI, Jakarta, Senin (19/9/2016).

Didik menuturkan, pengelola e-commerce tersebut akan diserahkan kepada anak perusahaan RNI yakni PT Rajawali Nusindo. RNI juga menggandeng Bank BNI untuk mendukung transaksi pembayaran di pasarprodukbumn.com.

Sedangkan untuk pengiriman barang, RNI menggandeng perusahaan ekspedisi & Iogistik BUMN seperti PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) dan PT Pos Indonesia (Persero).

Didik mengungkapkan, sebanyak 24 BUMN dari berbagai industri telah bergabung menjual produknya di pasarprodukbumn.com.

BUMN tersebut antara lain dari industri farmasi PT Phapros dan PT Indofarma , industri perkebunan, yakni PT PTPN VIII, PT Perhutani, PT RNI, dan Industri maritim yakni PT PAL.

Untuk industri penerbangan yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Citilink Indonesia, dan industri perbankan yakni BNI, BRI dan Mandiri.

Didik juga mengatakan, dalam e-commerce tersebut tidak hanya produk BUMN yang dijual, tetapi produk mitra binaan Usaha Kecil Menengah (UKM).

"Potensi mitra binaan ini sangat besar. Seluruh BUMN di 2016 diperkirakan memiliki 92.372 mitra binaan, dengan jumlah nilai bantuan yang disaIurkan mencapai Rp 2,32 triliun," pungkas dia.

Kompas TV Rencana Diskon Pajak Untuk UKM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com