Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Izin Investasi Dipermudah, Investor Singapura Segera Bangun Kilang di Batam

Kompas.com - 19/09/2016, 21:07 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebuah perusahaan Singapura, PT Enerco RPO Internasional segera membangun kilang treated distillate aromatic extract (TDAE) di Kawasan Industri Terpadu Kabil, Batam, setelah ditantanganinya nota kesepahaman (MoU) dengan pemilik kawasan industri yakni PT Kabil Citranus dan Badan Pengusahaan (BP) Batam, melalui program Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KILK).

BP Batam akan memfasilitasi semua proses perizinan yang dibutuhkan Enerco agar dapat segera melaksanakan konstruksi pembanguan kilang TDAE di Batam, sementara proses pengurusan dokumen tetap berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Penandantanganan MoU dilakukan oleh BP Batam, investor, dan pemilik kawasan, di Jakarta, Senin (19/9/2016).

Turut menyaksikan penandatanganan MoU Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

“Saya menyambut baik penandatanganan ini, pada bidang industri beton maupun migas,” kata Darmin usai penandatangan MoU.

Darmin mengatakan, pemerintah ingin mewujudkan Batam menjadi lebih efisien dan kondusif untuk investor.

Menurut Darmin, sudah terlalu lama Batam tidak menarik bagi investor. Oleh karena itu, kata dia, pemerintah mendukung sepenuhnya BP Batam dalam melakukan penyederhanaan prosedur pemberian izin dan membangun infrastruktur.

“Kami percaya Batam adalah kawasan yang menarik untuk pengembangan usaha. Dan hal itu sudah mulai ditunjukkan dengan MoU hari ini. Saya tentu saja ingin menitipkan pesan pada investor Batam yang hadir di sini untuk mengundang mitra bisnisnya dari Singapura juga berinvestasi di sini,” imbuh Darmin.

Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan infrastruktur di Batam, tidak hanya pelabuhan melainkan juga bandara.

“Batam akan menjadi atraktif bukan hanya untuk Singapura, tetapi juga negara kawasan lainnya,” kata Hatanto.

Sementara itu, Komisaris Enerco Hendro Sutandi menyatakan kilang TDAE ini akan menjadi yang pertama di Indonesia sekaligus terbesar di kawasan Asia.

Kilang ini akan memproduksi minyak proses yang ramah lingkungan dan memenuhi persyaratan kesehatan (non-karsinogenik), yaitu rubber process oil (RPO) jenis TDAE.

TDAE ini akan digunakan sebagai salah satu bahan baku untuk pembuatan ban berstandar internasional (high performance tyre).

Sebagai informasi, Enerco akan menginvestasikan dana sebesar 98 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,3 triliun untuk proyek kilang TDAE.

Pekerjaan engineering telah dimulai Oktober 2015 sehingga pekerjaan pengadaan barang dan konstruksi diharapkan dapat segera dimulai dan ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2017.

Kilang TDAE akan dibangun di Kawasan Industri Terpadu Kabil, Batam di atas lahan seluas 2,3 hektare (ha). Kilang TDAE ini dirancang dengan kapasitas produksi lebih 100.000 TDAE per tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com