Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrikan Robot Asal Denmark Bersiap Masuk Pasar Indonesia

Kompas.com - 21/09/2016, 17:48 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pabrikan robot kolaboratif ringan asal Denmark, Universal Robot (UR) tengah bersiap untuk penetrasi ke pasar robot di Indonesia.

General Manager Universal Robot Asia Pasifik Shermine Gotfredsen mengungkapkan, Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan bagi Universal Robot.

Menurut dia, Indonesia memiliki industri manufaktur yang besar dan Gross Domestic Products (GDP) yang cukup baik. 

Perusahaan mengungkapkan, enggan masuk ke pasar China dan India sebab di dua negara tersebut sudah memiliki industri robot manufaktur yang kuat.

Gotfredsen mengatakan, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan strategi bisnis di Asia Tenggara, terutama di Indonesia.

Perusahaan telah bekerja sama dengan distributor lokal yaitu PT Citra Niaga Cemerlang dan terbaru PT Surya Sarana Dinamika.

"Kerja sama ini untuk mendorong pertumbuhan di Indonesia," ujar Gotfredsen saat diskusi dengan media di Jakarta, Rabu (21/9/2016).

Gotfredsen menerangkan, pihaknya akan menyasar konsumen dengan skala menengah dan besar. Ke depan, perusahaan juga akan berfokus ke riset dan pengembangan Universal Robot.

Sementara itu, saat ini Universal Robot telah bermitra dengan lebih dari 200 perusahaan di dunia, robot yang dijuluki ‘co-bots’ itu diproduksi untuk menopang industri manufaktur di beberapa kategori, seperti otomotif dan food and beverages.

Robot Kolaboratif

Di Indonesia, Universal Robot akan hadir dengan tiga varian dengan fungsi dan kapasitas berbeda. Dengan seri UR3, UR5, dan UR10 untuk pengoperasiannya dapat dioperasikan melalui perangkat lunak atau aplikasi yang tersedia di website Universal Robot.

“Masing-masing seri memiliki kemampuan beda-beda, contohnya UR3 hanya mampu membawa beban sebanyak tiga kilogram, UR5 bisa lima kilogram, sementara yang paling besar UR10 bisa membawa 10 kilogram,” papar Gotfredsen.

Industri manufaktur merupakan salah satu industri yang mampu mempertahankan pertumbuhan positif di saat kondisi ekonomi negara industri maju menurun.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sektor industri manufaktur non-migas Indonesia tahun 2015 tumbuh 5,04 persen, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional yang 4,79 persen.

Kompas TV Ekspor Manufaktur Naik, Indonesia Surplus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com