Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Konglomerat Jepang Berencana Lebur Operasi Bahan Bakar Nuklir

Kompas.com - 29/09/2016, 11:20 WIB
Aprillia Ika

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Tiga konglomerat Jepang sedang dalam pembicaraan untuk mengkombinasikan operasi bahan bakar nuklir untuk pasaran domestik mereka yang merugi.

Hal ini dipaparkan oleh salah satu nara sumber yang mengetahui mengenai pembicaraan ini kepada Reuters. Menurut nara sumber, pembicaraan ini menjadi awal baru setelah krisis reaktor nuklir di Fukushima diperkirakan akan terus merebak.

Tiga konglomerat Jepang tersebut yakni Hitachi Ltd, Toshiba Corp, dan Mitsubishi Heavy Industries Ltd. Mereka berencana melebur operasional pada musim semi 2017 mendatang.

Nara sumber yang enggan diidentifikasi ini menambahkan bahwa tiga konglomerat ini sudah memetakan sejumlah opsi untuk beroperasi bersama-sama dalam bisnis bahan bakar nuklir, tetapi belum satu pun opsi disepakati.

Sebelumnya, penolakan publik atas reaktor nuklir di Jepang terus meluas seiring semakin sadarnya masyarakat akan keselamatan mereka. Dari 42 reaktor nuklir di Jepang, hanya ada tiga yang belum berfungsi seperti sediakala.

Sebelumnya pada 2011, gelombang tsunami dan gempa bumi merusakkan PLTN Fukushina Daiichi milik Tokyo Electric Power Co.

Menurut nara sumber, tiga perusahaan Jepang tersebut akan mencapai kesepakatan di akhir tahun ini. Kemungkinan nantinya kerja sama ketiganya akan berbentuk sebuah holding company, seperti dikutip dari harian Nikkei.

Kompas TV Tenaga Nuklir dan Dampak Ekonomi - AIMAN eps 39 bagian 4

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com