Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Hutan bagi Industri Kertas dan Kemasan

Kompas.com - 01/10/2016, 17:14 WIB

KOMPAS.com - Hutan adalah bagian penting bagi industri kertas dan kemasan. Maka dari itulah, mendorong penggunaan produk bersertifikat dari hutan yang dikelola bertanggung jawab menjadi bagian utama dari bisnis industri kertas dan kemasan.

Lembaga  Forest Stewardship Council® (FSC®), WWF Indonesia, Graha Kerindo Utama yang merupakan unit usaha Grup Kompas Gramedia, dan  Tetra Pak® Indonesia memberikan catatan mereka pada Indonesia Leadership Forum 2016, kemarin.

FSC dalam catatannya mengatakan dalam kurun waktu dua dekade, luas hutan produksi yang produktif  di Indonesia menurun secara signifikan. Pada 1993, misalnya, terdapat 575 konsesi Hak Pengusahaan Hutan (alam) atau HPH dengan luas areal konsesi seluruhnya mencapai 60,1 juta hektar. Namun, pada 2013, ada 274 konsesi HPH dengan luas hanya 20,89 juta hektar. Jumlah ini ditambah 10,1 juta hektar Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan jumlah konsesi 254 HTI .

Kondisi ini menjadikan indikasi kesenjangan antara kebutuhan industri pengolahan kayu dan kayu yang dihasilkan oleh HPH dan HTI. HPH diklaim hanya mampu menghasilkan 2,5 juta m3 per tahun dari target 9,1 juta m3 per tahun. Sedangkan, target HTI  25 juta m3 per tahun hanya mencapai 6,9 juta m3 per tahun . Data-data ini berasal dari riset APHI pada 2012. Kecenderungan ketidaklestarian pasokan bahan baku industri berbasis kayu di Indonesia menunjukkan terjadinya degradasi hutan dan deforestasi yang cukup besar. Dengan kata lain, laju kehilangan hutan alam di Indonesia tinggi dan target produksi tidak tercapai.

Sertifikasi


Josephus Primus Tetra Pak® Indonesia mendorong penggunaan produk bersertifikat dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab.

Sebagai mitra FSC di tingkat global dan lokal, Tetra Pak  ingin memperkenalkan kepada pelanggannya sistem sertifikasi FSC yang dapat melindungi hutan sekaligus memberi nilai tambah pada bisnis. Selain itu, disampaikan pula manfaat ekonomi, lingkungan, dan sosial kepada kalangan bisnis di Indonesia, terutama pengguna produk-produk berbasis kertas seperti kemasan karton, tisu kertas, dan lainnya.

Paolo Maggi, Managing Director Tetra Pak Indonesia mengatakan,“Sebagai perusahaan yang memiliki perhatian besar terhadap lingkungan hidup, sangat perlu rasanya kami untuk terus secara berkelanjutan dan aktif memberikan informasi terkait pengelolaan hutan yang bertanggung jawab yang dilambangkan oleh sertifikasi FSC. Hal ini sangat penting bagi kami karena sebagian besar kemasan Tetra Pak terbuat dari kertas yang berasal dari pohon, sebuah sumber daya alam terbarukan.”

Selanjutnya, skema Sertifikasi FSC telah digunakan pada 190 juta hektar hutan di seluruh dunia. Skema ini juga digunakan lebih dari 30.000 industri. Menurut riset Market Info Pack pada 2015,  angka sertifikasi meningkat terus mencapai 81 persen dihitung sejak 2010. Lalu, 26 persen pengguna Sertifikasi FSC adalah industri di Asia dan 52 persen dari Eropa.

Pada bagian berikutnya, Global Market Survey FSC 2014 mengungkapkan bahwa 82 persen pemegang sertifikat FSC mengaku nilai produknya bertambah dengan adanya sertifikat tersebut. Lalu, , 85 persen menyatakan label FSC membantu mengkomunikasikan strategi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) mereka kepada publik. Sedangkan, 90 persen mendapatkan citra positif dengan menggunakan label FSC.  

Keunggulan yang dimiliki FSC menyebabkan perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune 500 beralih menggunakan dan memproduksi produk berlabel FSC, serta menyatakan komitmennya terhadap FSC. Informasi ini diperoleh dari data Forest Ethic pada 2011, Market Info Pack pada 2015, dan UPM Raflatac pada 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com