Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oktober 2016, Harga Beras Diprediksi Naik

Kompas.com - 04/10/2016, 16:56 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengatakan, pihaknya akan mengambil langkah antisipatif terkait adanya prediksi kenaikan harga beras pada Oktober 2016.

Menurut Djarot, kenaikan tersebut dapat terjadi pada masa bukan musim panen padi, dan berimbas pada penurunan suplai.

"Saya kira secara teoretis benar (harga naik) karena panen saat ini kecil, karena ini musim gaduh. Dalam hal ini, kalau panen kecil, artinya suplai akan turun, demand tetap, maka akan menggerakkan harga," ujar Djarot di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/9/2016).

Djarot menambahkan, pihaknya akan mengambil tindakan terkait adanya kenaikan harga beras yang akan terjadi. 

Dia menuturkan, tindakan yang diambil berupa operasi pasar dan koordinasi dengan kementerian terkait dalam mengatasi kenaikan harga beras.

"Kemampuan Bulog ya operasi pasar. Caranya, saya harus minta izin kepada menteri terkait selaku regulator yang memiliki kewenangan," tuturnya.

Menurut dia, kenaikan yang diprediksi masih relatif kecil.  Namun, diperlukan antisipasi yang cepat agar kenaikan tidak terus meningkat signifikan.

"Naiknya masih kecil nol koma sekian, tetapi kan harus ditindaklanjuti. Kenaikan itu kalau sudah telanjur besar menjadi gila. Kalau kecil masih bisa diobati," pungkasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga gabah naik sepanjang bulan September lalu.

BPS mencatat rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani adalah Rp 4.537 per kilogram atau naik 1,29 persen.

Sementara itu, harga di tingkat penggilingan Rp 4.621 per kilogram atau naik 1,26 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada Agustus 2016 sebesar 4.480 per kilogram.

Dengan adanya kenaikan tersebut, harga beras pada bulan Oktober diprediksi akan naik.

"Tetapi Oktober, November, Desember, untuk bahan makanan memang pada umumnya musim tanam atau musim pemeliharaan, jadi panen sedikit. Jadi, ada pengaruh bahan makanan," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo.

(Baca: BPS: Harga Gabah di Lapangan Lebih Tinggi dari HPP)

Kompas TV Harga Gabah Anjlok Hingga Rp 1.000/Kg

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com