Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tax Amnesty" Diprediksi Akan Sepi pada Periode II dan Ramai Kembali pada Periode III

Kompas.com - 04/10/2016, 21:26 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty tahap pertama telah berakhir pada 30 September 2016 lalu.

Kini, kebijakan amnesti pajak memasuki periode kedua dengan tarif deklarasi atau repatriasi dalam negeri mencapai 3 persen dan tarif deklarasi luar negeri mencapai 4 persen.

Lalu, apakah kebijakan amnesti pajak periode kedua dan ketiga akan mendulang kesuksesan yang sama seperti periode pertama?

Presiden Direktur PT Aberdeen Asset Management Sigit P Wiryadi memprediksi, periode kedua amnesti pajak cenderung lebih sepi ketimbang periode pertama.

Sigit menjelaskan, pada awalnya kebijakan tax amnesty tidak langsung berjalan. Hingga bulan Agustus 2016 pun masih banyak wajib pajak dan masyarakat yang ragu dan skeptis terhadap kebijakan itu.

"Akhirnya Pak Jokowi sendiri melakukan sosialisasi, ada peran aktif Direktorat Jenderal Pajak, Menteri Keuangan, Kadin, perbankan. Masyarakat akhirnya tahu dan berpartisipasi," ungkap Sigit di Jakarta, Selasa (4/10/2016).

Pada pekan-pekan terakhir periode pertama amnesti pajak, barulah banyak masyarakat dan wajib pajak yang mengikuti program itu.

"Fase kedua tidak akan banyak. Nanti akan banyak lagi di fase ketiga karena semua orang harus mendeklarasi," jelas Sigit.

Sigit menilai program amnesti pajak periode pertama tergolong sukses. "Saya yakin pendapatan pemerintah dari tax amnesty akan memacu pembangunan infrastruktur," tutur Sigit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com