BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan, Indonesia perlu mencetak empat juta tenaga kerja terampil per tahun.
Keterlibatan sektor swasta dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut. Hanif mengatakan, untuk dapat menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada 2030, syarat yang harus dimiliki yaitu minimal ada 113 juta tenaga kerja terampil di Indonesia.
Saat ini, Indonesia baru memiliki sekitar 55 juta tenaga kerja terampil. Artinya, sambung Hanif, dibutuhkan 58 juta tenaga kerja terampil lagi dalam kurun waktu 14 tahun dari sekarang.
"Kalau dirata-rata, setahunnya empat juta. Jadi empat juta tenaga kerja terampil yang harus diciptakan oleh pemerintah dan dunia usaha," kata Hanif dalam sambutan acara Human Resource Summit ke-8 SKK Migas, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/10/2016).
Hanif mengatakan, saat ini pemerintah khususnya Kementerian Tenaga Kerja terus melakukan terobosan untuk memenuhi "shortage" tenaga kerja tersebut.
Salah satu caranya yaitu dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan vokasional. Selain itu, Presiden Joko Widodo juga telah memutuskan bidang usaha pendidikan dan pelatihan dikeluarkan dari daftar negatif investasi asing.
Tujuannya adalah agar semakin banyak lembaga pendidikan dan pelatihan yang ada di Indonesia.
"Kemenaker sekarang ini sedang menyiapkan skema pemagangan bersama praktisi sumber daya manusia,. Kami kerja sama dengan Kadin agar pemagangan ini menjadi salah satu instrumen peningkatan kompetensi calon tenaga kerja. Targetnya 200.000 orang," kata Hanif.
Swasta Terlibat
Hanif dalam kesempatan itu juga mengajak dunia usaha khususnya yang ada di sektor minyak dan gas bumi (migas) untuk mempercepat peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina mendukung program pemerintah dalam percepatan peningkatan kompetensi sumber daya manusia.
Saat ini Pertamina telah memiliki Universitas Pertamina. Wianda menuturkan, universitas ini dapat menyelaraskan kemampuan akademik dengan kebutuhan industri migas.
Selain itu, Pertamina juga merambah jalur vokasional. Melalui anak usahanya, Pertamina Ritel, perseroan bekerja sama dengan sekolah-sekolah kejuruan di Indonesia.
"Kami juga menggalakkan teman-teman di Pelumas, kerja sama dengan beberapa area di pabrik seperti di Gresik bekerja sama dengan SMK setempat untuk menghasilkan mekanik yang handal. Harapannya cuma satu, tidak hanya agar mereka bisa bekerja di satu perusahaan tetapi bisa membuka lapangan pekerjaan," kata Wianda.
Saat ini Pertamina masih belum memiliki program pengembangan untuk angkatan kerja lulusan SD/SMP. Namun Wianda memastikan, Pertamina terbuka apabila pemerintah mengajak kerja sama.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.