Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menaker: Indonesia Perlu Cetak Empat Juta Tenaga Kerja Terampil Per Tahun

Kompas.com - 05/10/2016, 18:41 WIB
Estu Suryowati

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengatakan, Indonesia perlu mencetak empat juta tenaga kerja terampil per tahun.

Keterlibatan sektor swasta dibutuhkan untuk mewujudkan hal tersebut. Hanif mengatakan, untuk dapat menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada 2030, syarat yang harus dimiliki yaitu minimal ada 113 juta tenaga kerja terampil di Indonesia.

Saat ini, Indonesia baru memiliki sekitar 55 juta tenaga kerja terampil. Artinya, sambung Hanif, dibutuhkan 58 juta tenaga kerja terampil lagi dalam kurun waktu 14 tahun dari sekarang.

"Kalau dirata-rata, setahunnya empat juta. Jadi empat juta tenaga kerja terampil yang harus diciptakan oleh pemerintah dan dunia usaha," kata Hanif dalam sambutan acara Human Resource Summit ke-8 SKK Migas, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/10/2016).

Hanif mengatakan, saat ini pemerintah khususnya Kementerian Tenaga Kerja terus melakukan terobosan untuk memenuhi "shortage" tenaga kerja tersebut.

Salah satu caranya yaitu dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan vokasional. Selain itu, Presiden Joko Widodo juga telah memutuskan bidang usaha pendidikan dan pelatihan dikeluarkan dari daftar negatif investasi asing.

Tujuannya adalah agar semakin banyak lembaga pendidikan dan pelatihan yang ada di Indonesia.

"Kemenaker sekarang ini sedang menyiapkan skema pemagangan bersama praktisi sumber daya manusia,. Kami kerja sama dengan Kadin agar pemagangan ini menjadi salah satu instrumen peningkatan kompetensi calon tenaga kerja. Targetnya 200.000 orang," kata Hanif.

Swasta Terlibat

Hanif dalam kesempatan itu juga mengajak dunia usaha khususnya yang ada di sektor minyak dan gas bumi (migas) untuk mempercepat peningkatan kompetensi sumber daya manusia.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina mendukung program pemerintah dalam percepatan peningkatan kompetensi sumber daya manusia.

Saat ini Pertamina telah memiliki Universitas Pertamina. Wianda menuturkan, universitas ini dapat menyelaraskan kemampuan akademik dengan kebutuhan industri migas.

Selain itu, Pertamina juga merambah jalur vokasional. Melalui anak usahanya, Pertamina Ritel, perseroan bekerja sama dengan sekolah-sekolah kejuruan di Indonesia.

"Kami juga menggalakkan teman-teman di Pelumas, kerja sama dengan beberapa area di pabrik seperti di Gresik bekerja sama dengan SMK setempat untuk menghasilkan mekanik yang handal. Harapannya cuma satu, tidak hanya agar mereka bisa bekerja di satu perusahaan tetapi bisa membuka lapangan pekerjaan," kata Wianda.

Saat ini Pertamina masih belum memiliki program pengembangan untuk angkatan kerja lulusan SD/SMP. Namun Wianda memastikan, Pertamina terbuka apabila pemerintah mengajak kerja sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com