Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Ogah Kasih Gas Murah ke Industri yang Sudah Untung

Kompas.com - 11/10/2016, 22:39 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, industri yang layak mendapatkan harga gas murah sebesar 6 dollar AS per MMBTU hanyalah tujuh industri, sesuai Peraturan Presiden Nomor 40 tahun 2016.

Ketujuh industri tersebut yaitu industri pupuk, industri petrokimia, industri oleochemical, industri baja, industri keramik, indutri kaca, dan industri sarung tangan karet.

Luhut mengatakan, industri di luar ketujuh industri itu sebenarnya sudah untung besar meskipun harga gas yang mereka gunakan mencapai 8 dollar AS per MMBTU.

“Kami enggak mau ngasih dia (yang sudah untung) harga enam dollar AS, karena hanya akan menambah untung dia saja,” ucap Luhut di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (11/10/2016).

Luhut mengatakan, Kementerian ESDM hanya ingin memberikan gas dengan harga enam dollar AS per MMBTU kepada industri yang memberikan dampak kepada masyarakat, seperti industri pupuk dan petrokimia.

“Menperin bisa bilang 11 industri, sementara kami bilang tujuh industri (sesuai Perpres),” kata Luhut.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri BUMN Rini M Soemarno mengusulkan empat industri tambahan yang sebaiknya juga mendapatkan alokasi gas murah.

Tiga industri usulan Airlangga yaitu industri pulp dan kertas, industri makanan-minuman, serta industri tekstil dan alas kaki. Sementara itu satu indust ri usulan Rini yakni industri farmasi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Whats New
Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Whats New
Rupiah Tembus Rp 16.100, Menko Airlangga: karena Dollar AS Menguat

Rupiah Tembus Rp 16.100, Menko Airlangga: karena Dollar AS Menguat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com