Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Relaksasi Ekspor untuk Nikel dan Bauksit Kandas

Kompas.com - 13/10/2016, 10:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, berdasarkan kajian internal Kementerian ESDM pembangunan industri hilir dari dua mineral yakni nikel dan bauksit sudah sangat maju.

Dengan pencapaian tersebut, relaksasi ekspor konsentrat untuk kedua mineral tersebut tidak diperlukan lagi.

"Jadi ini hampir (keputusan) ya. Belum diputuskan. Tetapi hampir pasti, pemerintah tidak akan memberikan relaksasi untuk nikel dan bauksit," kata Luhut kepada wartawan di Jakarta, Rabu (12/10/2016).

Meski begitu, Luhut masih meminta waktu sepekan ke depan untuk melakukan kajian kembali, sebelum mengambil keputusan.

Luhut mengatakan, saat ini Indonesia dan Filipina mengontrol lebih dari 60 persen perdagangan nikel dunia.

Industri hilir nikel juga sudah berkembang pesat di Indonesia, dengan investasi tercatat hampir Rp 5 miliar.

Bahkan sudah ada produk turunan seperti stainless steel dan produk yang lebih hilir untuk diekspor. "Itu kemajuan yang tadinya tidak saya bayangkan," ucap Luhut.

China pun mengimpor 40 persen - 60 persen nikel dan produk hilirnya dari Indonesia. China juga membuka industri hilir nikel di Indonesia.

Sementara itu, total smelter nikel di Indonesia saat ini tercatat ada 22 perusahaan. Adapun untuk bauksit, Luhut juga menuturkan, perkembangan hilirisasi untuk bauksit sudah baik. Dengan demikian tidak perlu ada relaksasi ekspor konsentrat.

Tembaga

Berbeda dari nikel dan bauksit, Luhut mengatakan rencana relaksasi untuk tembaga masih terus dikaji. "Karena tembaga ini aneh lagi sifatnya," ucap Luhut.

Yang jelas, ia berharap, untuk logam tanah jarang tidak akan diekspor lagi. Luhut mengaku meski belum tahu bagaimana hal itu bisa dilakukan, dia ingin agar logam tanah jarang diolah di dalam negeri.

"Kita belum punya teknologinya. Tetapi, itu barang sangat langka, dan Indonesia punya besar sekali," kata Jenderal TNI (Purn) itu.

Kompas TV Freeport Belum Kantongi Izin Ekspor Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com