Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Kapan Kondisi yang Tepat untuk Melakukan "Switching" Reksa Dana?

Kompas.com - 18/10/2016, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Sebagai investor, sebaiknya kita memberikan waktu yang cukup kepada manajer investasi untuk membuktikan kinerjanya sebelum memutuskan mengalihkan ke reksa dana lain yang dianggap lebih baik. Jangan hanya melihat kinerja manajer investasi ketika kondisi pasar sedang bagus saja tapi bagaimana juga ketika kondisi sedang jelek.

Tidak ada ketentuan waktu yang ideal, namun setidaknya 2 sampai dengan 3 tahun bisa digunakan sebagai waktu untuk mengamati kinerja suatu reksa dana.

Selain itu, perlu dibedakan juga kinerja reksa dana dengan kinerja pasar. Ketika kondisi pasar negatif, maka sebaik apapun kinerja manajer investasinya, tetap akan sulit untuk bisa memberikan kinerja yang positif.

“Kondisi” Pengalihan Reksa Dana Yang Tepat

Mengalihkan reksa dana karena ada produk lain yang diharapkan memberikan kinerja yang lebih baik selama ini memang menjadi alasan utama melakukan switching reksa dana.

Namun idealnya, pengalihan reksa dana baru dilakukan ketika tujuan keuangan kita sudah tercapai, terdapat perubahan profil risiko atau ingin melakukan profit taking.

Sebagai contoh, misalkan kita melakukan investasi reksa dana saham secara berkala untuk tujuan pensiun dengan target dana Rp 5 miliar dalam 20 tahun.

Karena kondisi pasar yang bagus, ternyata target tersebut sudah tercapai dalam waktu 15 tahun. Pada saat itu, sebaiknya baru kita melakukan pengalihan dari reksa dana saham ke reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap yang relatif lebih konservatif.

Dalam kaitannya dengan perubahan profil, misalkan seiring dengan bertambahnya usia dan semakin mendekati usia pensiun, investor tidak lagi menargetkan investasi dengan keuntungan sebesar-besarnya tapi tingkat keuntungan yang moderat dengan risiko yang terukur.

Pada saat itu, investor bisa melakukan pengalihan sebagian reksa dana saham ke reksa dana campuran atau pendapatan yang tingkat risikonya lebih kecil.

Untuk kasus profit taking, sebagai contoh terdapat tipe investor yang berinvestasi padareksa dana saham dalam jangka panjang namun menginginkan profit taking secara berkala, misalkan setiap ada kenaikan 3 persen, 5 persen atau 7 persen. Hal ini juga bisa diwujudkan melalui transaksi pengalihan, misalkan untuk investasi di reksa dana saham senilai Rp 100 juta, setiap ada kenaikan Rp 3 juta, selisih tersebut akan dialihkan ke reksa dana pasar uang.

Keuntungan yang sudah diamankan melalui transaksi switching ke reksa dana pasar uang tersebut selain dapat dinikmati juga dapat digunakan sebagai modal untuk melakukan pembelian ketika terjadi penurunan.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat dalam investasi reksa dana.

#InklusiKeuanganUntukSemua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com