Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Tol Laut, Pelni Akan Datangkan Kapal Barang dari Turki

Kompas.com - 18/10/2016, 18:08 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) (Pelni) akan mendatangkan satu kapal barang berkapasitas 520 TEUs dari Turki. Kapal tersebut rencananya akan datang pada 3 November 2016.

Manajer Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Pelni Akhmad Sujadi mengatakan, kapal tersebut didatangkan dengan nilai sebesar Rp 62 miliar. Dana tersebut didapat dari Penyertaan Modal Negara (PMN) 2015. 

Kapal barang tersebut, kata Akhmad, akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan tol laut. "Kan kami punya tugas enam rute tol laut dan sudah kami jalani, tetapi frekuensinya kurang dan perlu ditambah. Jadi kapal tersebut untuk tambah frekuensi," ujar Akhmad saat ditemui di Gedung DPR Jakarta, Selasa (18/10/2016). 

Lebih lanjut, Akhmad menjelaskan, nantinya Pelni akan menambah frekuensi pada rute tol yang paling padat. Salah satunya, yakni pada rute Tanjung Priok-Makassar-Biak. "Rute tersebut muatan kontainernya padat. Jadi perlu tambah frekuensinya," ucap dia.

Akhmad juga mengungkapkan, Pelni juga akan mendatangkan lima kapal barang dengan nilai Rp 500 miliar dari anggaran PMN 2015. Namun, pendatangan kapal barang tersebut masih dalam proses pencarian. "Saat ini kami sedang mencari kapal di sejumlah negara kayak Jepang yang sesuai dengan kriteria," kata dia. 

Sekadar informasi, Pelni mempunyai enam rute pada pelaksanaan tol laut. Rute tersebut yaitu Tanjung Perak-Fak fak-Timuka, Tanjung Perak-Saumlaki-Merauke, Tanjung Perak-Larantukan-Waingapu, Tanjung Priok-Makassar-Biak, Makassar-Morotai-Ternate, dan Tanjung Priok-Tarempa-Natuna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com