Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi AS dan Inggris di Indonesia Merosot, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 25/10/2016, 20:16 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan penyebab penurunan realisasi investasi Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Indonesia pada tahun ini.

"Pertama karena jatuhnya harga migas," ujar Kepala BKPM Thomas Lembong di Kantor Kepala Staf Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/10/2016).

Saat ini kata dia, sektor migas yang diminati oleh investor AS dan Inggris sedang dirundung masalah besar.

Masalah itu yakni anjloknya harga minyak dunia hingga 60 persen. Kondisi itu membuat para investor berpikir berkali-kali untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Sebab, selama ini nilai investasi di sektor migas sangat besar.

"Investasi di sektor migas kan puluhan triliun bahkan ratusan triliun," kata dia.

Sedangkan faktor kedua penyebab realisasi investasi AS dan Inggris turun yakni anjloknya harga komoditas ekspor. Seperti diketahui harga komoditas pertambangan yakni batubara sedang anjlok.

Meski begitu, BKPM dan pemerintah akan berupaya mengembangkan sektor lain agar para investor AS dan Inggris tetap tertarik menanamkan modalnya di Indonesia.

"Sekarang pemerintah sedang berupaya mengalihkan investasi dari sektor lama seperti komoditas ke sektor baru seperti pariwisata, sektor jasa, sektor kesehatan, dan pendidikan," kata Thomas.

Sejak Januari 2015 hingga Juli 2016, realisasi investasi asal AS hanya 1,3 miliar dollar, turun dari periode Juli 2013-Desember 2014 yang mencapai 2,4 miliar dollar.

Adapun realisasi investasi asal Inggris pada Januari 2015-Juni 2016 hanya 600 juta dollar AS, turun dari periode Juli 2013-Desember 2014 sebesar 2 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com