Namun, Apple memberikan outlook penurunan margin keuntungan antara 38 persen-38,5 persen, di bawah konsensus analis di 39 persen.
"Pastinya banyak yang terkejut akan hal itu," kata Mariann Montagne, senior investment analyst and portfolio manager di Gradient Investments, yang memegang saham Apple.
Saham Apple dinilai kinclong dalam tiga bulan terakhir. Bill Kreher, analis dari Edward jones, mengatakan saham Apple mengalami "natural pause" atau perlambatan alami walaupun hasil atau paparan kinerjanya positif.
Sebelumnya, saham Apple mencapai titik terendah dalam 12 bulan di level 89.47 dollar As di Mei, lalu kembali menanjak setelah kepercayaan investor meningkat.
Berharap dari China
Apple tetap optimistis pada bisnisnya di China, menurut keterangan CFO Maestri. Menurut dia masih ada peluang saat gross domestic product di China melambat.
Sebab perekonomian negara ini masih tetap tumbuh dan jumlah kelas menengah bertambah. Di sisi lain, tingkat kepemilikan smartphone juga masih rendah.
Tidak dipungkiri, kejayaan Apple sangat berkaitan dengan penjualan iPhone, yang mencapai dua pertiga dari total pendapatannya.
Namun di kuartal ini yang berakhir 24 September 2016, net income Apple turun menjadi 9,01 miliar dollar AS dibanding 11,12 miliar dollar AS di periode sama tahun sebelumnya.
CEO Apple Tim Cook mengatakan, India juga jadi harapan bagi Apple seiring dengan dimulainya layanan 4G di negara ini.
Cook juga memberikan gambaran sejumlah bisnis potensial selain iPhone, seperti konten media.