Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maksimalkan Pengawasan Hutan, Perhutani Manfaatkan "Drone" Buatan LEN Industri

Kompas.com - 26/10/2016, 14:30 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Total area pengelolaan hutan Perum Perhutani termasuk delapan anak perusahaannya yang mencapai 3,7 juta hektar, kerapkali memiliki persoalan terkait dengan tata waktu dalam perencanaan pengelolaan hutan, pengawasan dan perlindungan hutan yang membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit.

Dalam rangka menunjang kegiatan pengelolaan sumberdaya hutan, Perhutani dalam hal ini menggandeng PT LEN Industri (Persero) melalui kerjasama penggunaan sistem pengendali pesawat terbang tanpa awak (PTTA) atau kini lebih dikenal dengan sebutan drone.

Teknologi ini akan dimanfaatkan untuk memastikan dan memantapkan perencanaan hutan, memonitor produktifitas hutan per pohon lebih efisien dan akurat.

"Bahkan kami lakukan pengawasan hutan dari udara pada malam hari dengan drone night vision, sehingga membantu polisi hutan (polhut) di lapangan," ujar Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna di Jakarta, Rabu (26/10/2016).

Denaldy menambahkan, teknologi drone atau pesawat tanpa awak akan membantu mengoptimalkan kegiatan operasional pengelolaan hutan Perhutani, karena alat ini dapat dimanfaatkan untuk menginventarisir pokok pohon, memonitor kondisi tegakan di lapangan dengan lebih baik.

"Nantinya alat akan dilengkapi night vision sehingga dapat membantu menjaga pohon dari pencurian," tambahnya.

Namun demikian, ketika ditanya berapa banyak drone yang akan dimanfaatkan Perhutani dan berapa nilai investasi yang akan digelontorkan, Denaldy belum bisa menyebutkannya.

"Belum, kami masih hitung-hitungan. Nanti akan kita sampaikan kalau hitung-hitungannya sudah selesai," ucap Denaldy.

Sementara itu, Direktur Utama LEN, Zakky Gamal Yasin mengaku mendukung secara penuh sinergi BUMN ini dan mengatakan bahwa uji coba pemetaan hutan dengan pesawat drone sudah dilakukan di kawasan hutan Perhutani di Indramayu.

Menurut Zakky, penggunaan teknologi pesawat terbang tanpa awak untuk kegiatan pemantauan kawasan hutan wilayah kerja adalah yang pertama kali dilakukan Perum Perhutani.

"Waktu itu kita lakukan pemantauan di Indramayu, jarak pandang drone kita cukup jauh, tergantung ketinggian juga," terang Zakky.

Namun, lagi-lagi ketika dikonfirmasi besaran investasi dan berapa banyak drone yang akan diturunkan. Pihaknya masih belum bisa menyebutkannya.

"Belum ya, mudah-mudahan awal tahun ini kita mulai produksi, untuk jumlahnya belum," tandas Zakky.

Sekadar informasi, pesawat terbang tanpa awak (drone) adalah sebuah mesin terbang yang dilengkapi kamera, berfungsi dengan kendali pilot jarak jauh dan mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh.

Kompas TV Akibat Kecerobohan, Hutan Milik Perhutani Terbakar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com