Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/10/2016, 07:31 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

Menurut Bambang, keamanan merupakan alasan sebagian besar warganya memutuskan berlangganan jaringan gas PGN ini.

“Petugas leak survey selalu datang (patroli) sebulan sekali. Pasti aman. Lagi pula kalau ada kebocoran atau gangguan lain, kami bisa menghubungi PGN kapan saja dan petugas akan datang,” lanjutnya.

Bila ada kejanggalan saat ada petugas leak survey berkeliling, masyarakat tak segan bertanya.

“Mereka biasanya bertanya atau menyampaikan keluhan. Tugas kami sosialisasikan tentang cara penggunaan dan cara kerjanya,” ujar Tito Prasetyo, salah satu tim leak survey yang ditemui di kawasan itu.

Itu pun, kata Tito, tak ada permintaan yang aneh-aneh. “Paling hanya minta membenarkan pengaturan besar-kecil keluaran gas,” sebut dia memberikan contoh.

Tak cuma rumah tangga

Kehadiran jaringan gas bumi di kompleks perumahan Harjamukti dan sekitarnya bermula pada 2010, yaitu dari bergulirnya program dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) .

Program tersebut membidik 4.000 keluarga di 11 sektor perumahan ini untuk beraliih menggunakan jaringan gas bumi. Pemasangan jaringan gas itu tak dipungut biaya sepeser pun.

Namun, dalam prosesnya kehadiran jaringan tersebut baru mulai bisa dimanfaatkan warga pada 2014, setelah pengelolaannya diserahkan ke PGN.

Selain pemanfaatan untuk rumah tangga, layanan gas dari PGN juga menjangkau kelompok pengguna komersial dan bahkan industri.

“Pada dasarnya PGN ada di Cirebon sejak 1974, yaitu ketika ditemukannya ladang gas bumi di lepas pantai Laut Jawa,” ujar Sales Area Head PGN Cirebon Ade Sutisna, Senin.

Bahkan, ujar Ade, Cirebon bisa disebut sebagai salah satu cikal bakal kiprah PGN di Indonesia.

Pasokan gas bumi untuk Cirebon, lanjut Ade, berasal dari Rendengan dan Sunyaragi. Total jaringan pipa untuk melayani seluruh pelanggan area ini mencapai 402 kilometer.

“Total pelanggan di Cirebon saat ini 19.265. jumlah itu terbagi dalam, 18.976 pengguna rumah tangga, 191 pelanggan komersial, 66 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit, serta 32 pelanggan industri jasa komersial,” tutur Ade.

Pada hari pertama peliputan dan berlanjut pada Selasa (18/10/2016), giliran sejumlah pelanggan non-rumah tangga yang disambangi. Pada Senin, rombongan wartawan sempat singgah di rumah makan Warung Nasi Jamblang Bu Nur, pelanggan PGN dari segmen komersial.

Lalu, pada Selasa, giliran CV Sumberjaya Kapur di Bongas dan PT Genteng Teracotta Industri di Jatiwangi, Majalengka, disambangi. Kedua usaha tersebut merupakan pelanggan PGN di Cirebon, dari segmen industri.

(Baca juga: Sejumput Cerita dari Balik Debu dan Bara di Majalengka)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com